Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Malaysia Mungkin Perlu Ditantang Perang

Kompas.com - 16/08/2010, 21:05 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Dewan Direktur Sabang-Merauke Circle Syahganda Nainggolan berharap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono segera bersikap tegas dan menantang Malaysia lewat peperangan agar negara tersebut tidak lagi semena-mena mempermainkan kedaulatan hukum negara Indonesia.

"Termasuk melakukan penghinaan martabat bangsa Indonesia dalam bentuk apa pun," ujar Syahganda di Jakarta, Senin (16/8/2010). Hal ini disampaikan Syahganda di Jakarta, terkait belum adanya sikap jelas Pemerintah Indonesia atas penangkapan tiga pegawai negeri sipil Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) oleh Kepolisian Diraja Malaysia, dalam wilayah laut nasional Indonesia di Tanjung Berakit, Bintan, Kepulauan Riau.

Ketiga PNS itu ditangkap saat tengah mengamankan tujuh nelayan liar asal Malaysia yang kedapatan mencuri ikan di perairan tersebut. Sebelumnya, polisi Malaysia sempat melepaskan tembakan dua kali dalam perairan sah milik Indonesia.

Menurut Syahganda, selama ini kehormatan negara ataupun bangsa Indonesia sering diganggu sekaligus dilecehkan secara tidak terhormat oleh Malaysia, bahkan di antaranya berupa pencaplokan batas wilayah negara serta penganiayaan fisik pada warga negara Indonesia, yang dilakukan pihak Malaysia dengan sengaja dan berlebihan.

"Kalau dilihat dari rangkaian kasus dan fakta-fakta di mana kedaulatan negara kita banyak dikorbankan Malaysia, ataupun warga negara kita yang juga banyak dihina-dinakan Malaysia, itu artinya sudah terlalu cukup kita bersabar menghadapi Malaysia," jelas Syahganda.

Ia menganggap aneh mengapa Susilo Bambang Yudhoyono selaku presiden dari bangsa yang besar tidak berani menghadapi Malaysia untuk menantang peperangan. "Kalau terus-menerus sabar, kita hanya akan menjadi bangsa yang bodoh dengan presiden yang tidak berdaya melawan Malaysia," tambah Syahganda.

Padahal, kata Syahganda, presiden dijamin Undang-Undang Dasar 1945 untuk menyatakan perang dengan negara lain apabila dianggap telah mengganggu kedaulatan negara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

    Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

    Nasional
    Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

    Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

    Nasional
    Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

    Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

    Nasional
    Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

    Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

    Nasional
    Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

    Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

    Nasional
    Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

    Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

    Nasional
    Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

    Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

    Nasional
    Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

    Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

    Nasional
    Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

    Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

    Nasional
    Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

    Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

    [POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

    Nasional
    Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

    Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

    Nasional
    Soal Perpanjangan Kontrak Shin Tae-yong, Menpora: Prinsipnya Kami Ikuti PSSI

    Soal Perpanjangan Kontrak Shin Tae-yong, Menpora: Prinsipnya Kami Ikuti PSSI

    Nasional
    Soal Potensi Jadi Ketum Golkar, Bahlil: Belum, Kita Lihat Saja Prosesnya

    Soal Potensi Jadi Ketum Golkar, Bahlil: Belum, Kita Lihat Saja Prosesnya

    Nasional
    Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com