Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rendemen Turun, Produksi Gula Pasir Terhambat

Kompas.com - 13/08/2010, 15:26 WIB

BANDUNG, KOMPAS - Harga gula pasir di pasar-pasar tradisional Kota Bandung sepekan terakhir melonjak sekitar 20 persen, dari Rp 8.500 menjadi Rp 10.500 per kilogram. Selain karena masih maraknya peredaran gula rafinasi dan ulah spekulan gula, kondisi ini diduga timbul akibat datangnya musim kemarau basah yang menyebabkan rendemen gula tebu menurun.

Endang Sudradjat (43), pedagang Pasar Cihaurgeulis, menuturkan, hampir setiap hari harga gula pasir naik. "Pasokan ke kios berkurang. Harga pun menjadi tinggi," ujarnya, Kamis (12/8). Pada kondisi normal ia biasa mendapat pasokan gula hingga 5 kuintal per hari. Namun, dalam tiga hari terakhir pasokan dari agen hanya 3 kuintal.

Keluhan senada disampaikan Engkos (33), pedagang gula pasir di Pasar Kosambi. Bahkan, pada hari pertama puasa, stok gula pasir 1,5 kuintal di kios habis terjual sejak tengah hari. Padahal, biasanya stok sebanyak itu bisa mencukupi permintaan untuk dua hari.

Menurut Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Jabar Anwar Asmali, kemarau basah yang terjadi tahun ini berpotensi menurunkan produksi gula sekitar 10 persen dari target awal. Tahun ini APTRI Jabar mematok target produksi 122.000-130.000 ton. Namun, realisasinya kemungkinan hanya 110.000 ton.

Bukan ulah petani

Berdasarkan data APTRI, kebutuhan gula pasir di Jabar sepanjang tahun mencapai 480.180 ton. Keterbatasan produksi gula diisi pasokan dari Lampung, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Anwar juga membantah petani menaikkan harga gula. Menurut dia, harga gula di tingkat petani masih Rp 8.000 per kg. "Selama ini pemerintah hanya berani menekan petani. Namun, bisa dilihat, kenaikan harga ini ulah siapa," ujarnya.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jabar Ferry Sofwan mengakui, segelintir pedagang besar gula pasir berada di balik kenaikan harga. Untuk menekan harga di pasaran, pihaknya merencanakan pasar murah gula pasir mulai 24-29 Agustus di Jabar. "Untuk stok, kami akan berkoordinasi dengan pengusaha ritel dan PT Rajawali Nusantara Indonesia," katanya. (GRE)

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com