Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Singa Mati di Surabaya

Kompas.com - 13/08/2010, 08:05 WIB

KOMPAS.com — Di tengah konflik antarkubu di internal Kebun Binatang Surabaya (KBS), kembali terjadi kematian satwa. Manajemen KBS mengakui terjadi kematian dua ekor satwa, yaitu seekor singa betina bernama Leli dan seekor kanguru betina asal Papua.

Leli meninggal Rabu (11/8/2010) pukul 16.00 WIB, sedangkan kanguru sudah meninggal Senin (9/8/2010). Leli berusia 17 tahun, sedangkan kanguru itu 6 tahun. Hingga kemarin pihak KBS belum memastikan penyebab kematian dua satwa itu. “Kami menunggu pemeriksaan pascakematian di lab,” kata Agus Supangkat dari Humas KBS, Kamis (12/8/2010).

Agus memperkirakan penyebab kematian bisa diketahui dalam waktu dua minggu lagi. Tim dokter berencana mengirimkan organ kedua satwa ke lab Fakultas Kedokteran Hewan Unair. Sementara itu, Wakil Ketua Perkumpulan Taman Flora dan Satwa Surabaya (PTFSS) I Wayan Titib Sulaksana menyatakan, kematian satwa KBS menunjukkan buruknya pengelolaan oleh manajemen sementara.

“Akhir-akhir ini KBS berkejaran dengan kematian. Ada kemungkinan KBS akan punah jika ini berlanjut,” kata Wayan.

Wayan mencurigai ada skenario sengaja menutup KBS. Sebab, manajemen sementara lebih berkosentrasi pada urusan administrasi dan kepegawaian. “Bisa saja ada yang ingin memanfaatkan lahan KBS untuk kepentingan lain. Ada 15 hektar tanah di sini atau 150.000 meter persegi. Bayangkan saja jika NJOP (nilai jual obyek pajak)-nya Rp 15 juta per meter,” kata Wayan.

Menurut penelusuran PTFSS, daftar satwa yang meninggal Juni 2010 antara lain rusa sambar, anak rusa bawean, komodo, dua anakan ular piton, rusa remaja, jalak bali, bekantan, dua ekor mandar, kakatua jambul kuning, babi rusa, dan rangkuk. “Ada empat penyakit berat di KBS, yakni hepatitis, herpes, paru-paru, dan flu burung. Ini yang harus dibenahi, bukan malah ngurusi pemecatan karyawan,” gerutu Wayan.

Menanggapi angka kematian satwa versi PTFSS, pihak manajemen beranggapan angka itu masih wajar. “Koleksi satwa mencapai 4.200 ekor. Wajar jika setiap bulan ada yang mati. Rata-rata dalam sebulan ada 25-50 ekor yang mati, baik karena faktor usia maupun faktor lain,” kata Agus Supangkat. (ytz)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com