Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

MIFEE, Berkah atau Kutuk?

Kompas.com - 06/08/2010, 03:56 WIB

Oleh B Josie Susilo Hardianto

Hanya desah dan gumam tak jelas yang menjadi ekspresi keresahan Christianus Basik Basik (38), seniman dan tokoh pemuda di Wendu, Distrik Semangga, Kabupaten Merauke, Papua. Ia mengatakan telah lama menyimpan kekecewaan terhadap pemerintah, terutama Pemerintah Kabupaten Merauke.

”Mereka lebih peduli kepada investor daripada kepada rakyatnya sendiri. Lihat saja, di sini tidak ada listrik. Sejak Indonesia merdeka hingga saat ini, Wendu selalu gelap. Dulu di sini ada hutan sagu kecil, tetapi sudah digusur proyek jalan,” kata Christianus.

Jalan itu sebenarnya tidak begitu dibutuhkan warga karena sudah ada jalan beraspal yang menghubungkan Merauke-Wendu. Jalan tanah yang menggusur hutan sagu itu melingkar melintasi belakang Desa Wendu hingga tembus ke Serapu, melintasi lahan-lahan kosong yang dikuasai perusahaan-perusahaan yang berminat berinvestasi di Merauke.

Martin layak kesal lantaran dana miliaran rupiah justru digelontorkan untuk membangun akses ke wilayah-wilayah tak berpenduduk itu. Ia makin kesal ketika menceritakan banyak lahan di sekitar Wendu dan Serapu dibiarkan terbengkalai oleh investor yang telah mengambil lahan itu dari warga.

Baginya, program pengembangan pertanian pangan dan bahan bakar hayati berskala luas, Merauke Integrated Food and Energy Estate (MIFEE), tidak banyak menghadirkan manfaat bagi warga setempat. ”Sebaliknya, tanah dan hutan sagu kami hilang,” ujar dia.

Tempat-tempat keramat yang menjadi pusat kosmologi masyarakat adat suku Malind-Anim pun tercemar karena batas-batas wilayah adat terbongkar akibat pembukaan lahan. ”Satu saat nanti, hal itu akan menimbulkan konflik antarwarga,” kata Christianus Basik Basik.

Hatinya makin gusar saat melihat peta yang dibawa rekannya menunjukkan, sebagian besar wilayah Merauke telah terbagi untuk 36 investor di kawasan itu.

MIFEE

Meski begitu, tampaknya kegusaran hati warga seperti Christianus Basik Basik tidak menyurutkan minat Bupati Johanes Gluba Gebze mengembangkan wilayah itu menjadi agropolitan, agroindustri, dan agrowisata berskala raksasa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com