Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY Resmikan Perpindahan Ibu Kota Maluku

Kompas.com - 04/08/2010, 06:47 WIB

TERNATE, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan meresmikan perpindahan ibu kota Provinsi Maluku Utara dari Ternate ke Sofifi, Rabu (4/8/2010).

Perpindahan akan ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Presiden SBY di Lapangan Ngaralamo, Kelurahan Salero, Kecamatan Kota Ternate Utara, Kota Ternate, pukul 10.00 WIT.

Turut hadir dalam acara itu beberapa Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II. Mereka di Maluku Utara sejak Selasa (3/8/2010), antara lain Menko Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto, Menko Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, dan Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad.

Maluku Utara diresmikan menjadi provinsi terpisah dari Maluku pada 12 Oktober 1999 melalui Undang-Undang Nomor 46 Tahun 1999 dan beribu kota di Sofifi, Kecamatan Oba Utara.

Wilayah itu terletak di Bukit Gozale, poros Pulau Halmahera, yang berjarak tempuh sekitar 1 jam menggunakan kapal cepat dari Pulau Ternate.

Namun karena keterbatasan infrastruktur, ibu kota sementara ditempatkan di Kota Ternate yang padat penduduk. Setelah pembangunan cukup lama, kini Sofifi telah menampung kantor gubernur, DPRD,  kejaksaan tinggi, kepolisian daerah, serta kantor-kantor dinas pemerintah provinsi.

Namun, para pegawai negeri yang rata-rata menetap di Pulau Ternate setiap hari harus naik kapal cepat dengan ongkos Rp 30.000 sekali jalan untuk sampai di kantor mereka.

Selain meresmikan perpindahan ibu kota ke Sofifi, Presiden sekaligus meresmikan sekitar 20 proyek infrastruktur gedung-gedung pemerintah provinsi yang telah selesai dibangun di Sofifi.

Kepala Negara pada acara itu sekaligus menyaksikan penyerahan Kredit Usaha Rakyat (KUR) tahun 2010 oleh beberapa bank badan usaha milik negara (BUMN) kepada perwakilan debitur.

Bank BRI menggelontorkan KUR senilai Rp 56,15 miliar untuk 5.636 debitur di Provinsi Maluku Utara, Bank BNI sebesar Rp 31,981 miliar untuk 244 debitur, Bank BTN senilai Rp 9,286 miliar untuk 61 debitur, Bank Mandiri Rp 12,45 miliar untuk 42 debitur, dan Bank Maluku senilai Rp 25 miliar untuk 1.660 debitur.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com