JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Siswono Yudhohusodo menyayangkan dinamika yang terjadi pada Musyawarah Nasional (Munas) VII HKTI yang berakhir, Rabu (14/7/2010). Melalui aklamasi, Prabowo Subianto yang juga menjabat Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, kembali menjabat Ketua Umum HKTI. Proses yang berlangsung kemudian memunculkan Munas tandingan yang diadakan oleh calon lain, Oesman Sapta.
Dikatakan Siswono, Munas HKTI yang berlangsung tak sesuai dengan tradisi petani. "Sangat saya sayangkan bahwa Munas VII HKTI di Bali telah berjalan dengan kurang memuaskan. Dapat saya simpulkan munas itu tidak berjalan sesuai dengan tradisi petani," kata Siswono, yang juga anggota Fraksi Partai Golkar, di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (15/7/2010).
Petani, lanjut dia, merupakan kelompok masyarakat yang santun. "Tapi telah berlangsung Munas yang kasar. Petani itu taat aturan, tetapi Munas dilakukan dengan menyimpang AD/ART. Petani itu guyub, rukun, dan suasana itu tidak terdapat dalam Munas," kata Siswono.
Dualisme kepemimpinan, menurutnya, tak seharusnya terjadi jika proses yang berlangsung memberikan peluang bagi siapa saja yang ingin mencalonkan diri. Namun, Siswono melihat ada skenario yang mengarahkan untuk memenangkan salah satu calon. "Proses ini tidak fair sehingga pihak lain tidak puas. Tradisi seperti ini jangan sampai berlanjut," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.