Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pupuk Palsu Beredar di Nganjuk

Kompas.com - 25/06/2010, 14:57 WIB

Surabaya, Kompas - Pupuk palsu diduga beredar di Nganjuk. Akibatnya, petani diduga dirugikan miliaran rupiah karena membeli pupuk palsu dan tanaman gagal panen.

Wakil Ketua Komisi B DPRD Jawa Timur Anna Luthfie mengatakan, ada laporan pupuk dengan kandungan NPK lebih rendah hingga 40 persen dari yang tertera di kemasan. Pupuk itu disebut sebagai produk PT Petrokimia Gresik. "DPRD akan mengecek lagi dari pedagang eceran dan gudang penyangga milik Petrokimia Gresik di Sukomoro, Nganjuk. Jadi, belum bisa dipastikan kebenaran pupuk itu diproduksi Petrokimia Gresik atau oknum pemalsu," ujarnya, Kamis (24/6) di Surabaya.

Namun, peredaran pupuk itu telah mengakibatkan banyak petani gagal panen. Selain itu, petani juga kehilangan uang untuk membeli pupuk palsu. "Petani membeli dengan harga resmi Rp 1.850 per kg (kilogram). Kalau kadarnya lebih rendah 40 persen, ini berarti petani kehilangan Rp 740 per kg," katanya.

Dengan tiga musim tanam dan setiap musim butuh 4.000 ton pupuk NPK, potensi kerugian petani sangat besar. Kebutuhan tiga kali musim tanam setara dengan 12.000 ton pupuk. Dengan kelebihan bayar Rp 740 per kg, total kerugian petani lebih dari Rp 880 miliar setahun.

Salah satu pendamping petani Nganjuk, Sunarji, menyatakan bahwa pihaknya sudah menguji contoh pupuk di Laboratorium Dinas Pertanian UPT Pengembangan Agribisnis Tanaman Pangan dan Holtikultura di Lawang. Pengambilan contoh dinyatakan disaksikan penyelia distribusi PT Petrokimia Gresik Wilayah Jombang dan Nganjuk Suprapto.

"Di kemasan disebutkan kandungan NPK 15 persen untuk setiap unsur. Ternyata uji obyektif di laboratorium menunjukkan kandungan NPK hanya 7,9 persen hingga 9 persen. Kami sengaja tidak menyebutkan merek dan produsen di contoh untuk menjaga obyektivitas," ucapnya.

Sunarji sudah melaporkan dugaan pupuk palsu itu ke PT Petrokimia Gresik pada awal Juni 2010. Namun, belum ada jawaban dari perusahaan pembuat pupuk itu. "Terakhir, saya malah diminta membuat laporan lagi. Saya tidak mau memenuhi permintaan itu karena laporan sebelumnya sudah sangat jelas," tuturnya.

Sementara Sekretaris Perusahaan PT Petrokimia Gresik Bagus Narjatno belum bisa memberi keterangan. Ia beralasan harus berkoordinasi dahulu dengan manajemen. "Saya masih di luar, belum ada data soal itu," ujarnya ketika dihubungi dari Surabaya. (RAZ)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com