JAKARTA, KOMPAS.com — Memasuki hari kedua pendaftaran calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK, tak kurang 24 orang berdatangan ke sekretariat Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Jakarta, Rabu (26/5/2010).
Dari jumlah tersebut, tiga di antaranya telah melengkapi berkas-berkas yang diajukan. Ketiga orang itu adalah seorang bankir bernama Hertanto T Surya, Dirjen Bimas Buddha Irjen Pol (Purn) Budi Setiawan, dan pengacara Farhat Abbas.
Kedua bakal calon terakhir tidak hadir langsung, tetapi mengirimkan asistennya untuk menyerahkan berkas-berkas. Sementara itu, di antara 21 peminat posisi calon pimpinan KPK, beberapa di antaranya cukup menyedot perhatian wartawan, terutama Maskur Loawena SAg, MAg, SH.
Pria berpenampilan nyentrik ini mengaku sebagai Presiden Partai Negara Islam Indonesia (NII). "Saya ingin jadikan Indonesia negara yang bersih," ujar Maskur yang berjaket kuning, berkacamata hitam, dan bertopi ini.
Ketika ditanya usianya, Maskur langsung menyahut berusia 70 tahun. Namun, begitu diinformasikan soal syarat usia calon pimpinan KPK harus kurang dari 65 tahun, Maskur buru-buru meralat usianya.
"Saya sekitar 60 tahun," ujarnya, kagok. Ketika ditanya tahun kelahirannya, Maskur yang mengaku hendak membuat undang-undang potong tangan bagi koruptor itu sempat tertegun sejenak. Selang beberapa detik kemudian, Maskur menjawab tahun kelahirannya 1950.
Terkait adanya larangan pimpinan KPK memimpin partai politik, Maskur berjanji akan membubarkan partainya jika ia terpilih menjadi pimpinan KPK.
Selain Maskur, ada pula seorang peminat yang mengaku intelijen. Ia tak segan-segan menunjukkan pas foto berlatar belakang warna hijau.
"Kalau foto berlatar belakang warna hijau, ini artinya intel," bisiknya. Ketika para wartawan hendak mewawancara soal visi-misinya jika kelak menjadi pimpinan KPK, pria tersebut mengatakan hendak minta izin pada atasannya terlebih dahulu.
Selang beberapa menit, pria setengah baya itu mengaku tidak diperbolehkan berbicara kepada media oleh atasannya. "Saya tidak suka menonjol," kilahnya.
Selain itu, ada juga notaris yang meminati posisi pimpinan KPK. Namun, begitu ditanya para wartawan, pria berkacamata tersebut tidak mau mengaku. "Saya orang suruhan," kilahnya seraya berlalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.