Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satu Lagi, Pemimpin Nasional dari Blitar

Kompas.com - 23/05/2010, 19:58 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kemenangan Anas Urbaningrum dalam pemilihan calon Ketua Umum Partai Demokrat di kongres kedua partai itu, Minggu (23/5/2010) malam, mengharumkan lagi nama Blitar, Jawa Timur.

Kota kecil itu menyumbangkan lagi putra terbaiknya sebagai pemimpin nasional, menyusul para tokoh sebelumnya. Anas lahir dan besar di sebuah desa kecil luar wilayah Kota Blitar bernama Ngaglik, Kecamatan Srengat, pada 15 Juli 1969.

Sebelum Anas, tokoh nasional dari Blitar yang paling menonjol tentu saja Sukarno, proklamator kemerdekaan Indonesia dan kemudian Presiden pertama Indonesia. Meski Bung Karno lahir di Surabaya, namun Sukarno identik dengan Blitar karena orangtuanya lama bermukim di Blitar.

Pada era akhir pendudukan Jepang, ada lagi tokoh Sukarni yang memimpin golongan muda ketika menculik Sukarno-Hatta ke Rengasdengklok agar segera membacakan proklamasi kemerdekaan RI.

Jauh setelah era itu, muncul lagi tokoh menonjol dari Blitar, Boediono yang digandeng oleh Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY sebagai wakil presiden. Boediono sejak kecil sampai SMA tinggal di Jl Wahidin No 6, Kota Blitar.

Sedangkan SBY lazim diketahui berasal dari Pacitan, kota kecil dekat pantai selatan di Jawa Timur namun ibundanya, Siti Habibah, pernah lama bermukim di Jl Bali, Kota Blitar. Menjelang Pemilihan Presiden 2004, Siti Habibah masih tinggal di Blitar dan SBY pun sowan ke sana.

Adapun Anas juga lahir dan besar di Blitar. Ia menghabiskan masa sekolah dasar di desanya, Ngaglik RT 02/03, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar, hingga sekolah di SMA Negeri Srengat, Blitar. Anas kemudian melanjutkan kuliah di Universitas Airlangga, Surabaya.

Pada masa dewasa itulah, bakat kepemimpinan Anas semakin menonjol ditandai terpilihnya dia sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam periode 1997-1999. Anas adalah tipikal anak kampung tetapi terdidik dalam keluarga berpendidikan.

Ayahnya seorang guru berpandangan moderat, terhormat dan berwasasan luas. Anas kecil mengenal aneka pemikiran dari buku dan majalah koleksi ayahnya.

Setelah merampungkan S-1 di Surabaya tahun 1992, Anas melanjutkan studi Magister Sains Ilmu Politik di Universitas Indonesia tahun 2000. Ia juga tengah mengikuti Program Doktor Ilmu Politik di Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Nilai MK Tak Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran

    Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Nilai MK Tak Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran

    Nasional
    Profil Marsda Arif Widianto, Pati AU yang Kini Jabat Dansesko TNI

    Profil Marsda Arif Widianto, Pati AU yang Kini Jabat Dansesko TNI

    Nasional
    Sudirman Said Sebut Pertemuan JK dan Megawati Kemungkinan Terjadi Setelah Putusan MK

    Sudirman Said Sebut Pertemuan JK dan Megawati Kemungkinan Terjadi Setelah Putusan MK

    Nasional
    Kaesang Ingin Pileg 2029 Proporsional Tertutup: Pilih Partai, Bukan Caleg

    Kaesang Ingin Pileg 2029 Proporsional Tertutup: Pilih Partai, Bukan Caleg

    Nasional
    KSAU Temui KSAL, Bahas Peningkatan Interoperabilitas dan Penyamaan Prosedur Komunikasi KRI-Pesud

    KSAU Temui KSAL, Bahas Peningkatan Interoperabilitas dan Penyamaan Prosedur Komunikasi KRI-Pesud

    Nasional
    Pengamat Heran 'Amicus Curiae' Megawati Dianggap Konflik Kepentingan, Singgung Kasus Anwar Usman

    Pengamat Heran "Amicus Curiae" Megawati Dianggap Konflik Kepentingan, Singgung Kasus Anwar Usman

    Nasional
    Sudirman Said Berharap Anies dan Prabowo Bisa Bertemu

    Sudirman Said Berharap Anies dan Prabowo Bisa Bertemu

    Nasional
    Marak 'Amicus Curiae', Pakar: Jadi Pertimbangan Hakim MK untuk Gali Rasa Keadilan dalam Masyarakat

    Marak "Amicus Curiae", Pakar: Jadi Pertimbangan Hakim MK untuk Gali Rasa Keadilan dalam Masyarakat

    Nasional
    Menpan-RB Setujui 40.839 Formasi CASN Kemensos demi Kuatkan Layanan Sosial Nasional

    Menpan-RB Setujui 40.839 Formasi CASN Kemensos demi Kuatkan Layanan Sosial Nasional

    Nasional
    Prabowo Disebut Sudah Minta AHY Berikan Nama Kader Demokrat untuk Masuk Kabinet Mendatang

    Prabowo Disebut Sudah Minta AHY Berikan Nama Kader Demokrat untuk Masuk Kabinet Mendatang

    Nasional
    Pangkoarmada I Akan Buat Kajian agar Kapal Patroli yang Dibeli dari Italia Ditempatkan di Wilayahnya

    Pangkoarmada I Akan Buat Kajian agar Kapal Patroli yang Dibeli dari Italia Ditempatkan di Wilayahnya

    Nasional
    Pakar: 'Amicus Curiae' untuk Sengketa Pilpres Fenomena Baru

    Pakar: "Amicus Curiae" untuk Sengketa Pilpres Fenomena Baru

    Nasional
    Densus 88 Polri Kembali Tangkap 1 Teroris Jaringan JI di Sulteng, Totalnya Jadi 8

    Densus 88 Polri Kembali Tangkap 1 Teroris Jaringan JI di Sulteng, Totalnya Jadi 8

    Nasional
    Yusril Tertawa Ceritakan Saksi Ganjar-Mahfud Bawa Beras 5 Kg untuk Buktikan Politisasi Bansos

    Yusril Tertawa Ceritakan Saksi Ganjar-Mahfud Bawa Beras 5 Kg untuk Buktikan Politisasi Bansos

    Nasional
    Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Karangan Bunga Bernada Sindiran Muncul di MK

    Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Karangan Bunga Bernada Sindiran Muncul di MK

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com