Pemilihan umum adalah ajang ”penghakiman” calon kepala daerah petahana atau incumbent
Joko Widodo (Jokowi), yang berpasangan dengan FX Hadi Rudyatmo, meraih kemenangan fenomenal dalam Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo 2010, 26 April lalu. Keduanya meraup suara 90,09 persen. Berdasarkan catatan pilkada, perolehan suara itu beda sedikit dengan kemenangan pasangan petahana Herman Sutrisno-Akhmad Dimyati di Pilkada Banjar, Kalimantan Selatan, pada 2008, sebesar 92,19 persen.
Pasangan petahana yang terkenal dengan panggilan Jokowi-Rudy ini diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) serta didukung Partai Amanat Nasional dan Partai Keadilan Sejahtera. Pasangan ini hanya kalah di satu tempat pemungutan suara (TPS) dari 932 TPS. Pasangan ini rencananya dilantik pada 28 Juli mendatang.
Satu-satunya pesaing Jokowi-Rudy, KP Eddy S Wirabhumi-Supradi Kertamenawi yang diusung Partai Demokrat dan didukung Partai Golkar, hanya mengumpulkan suara 9,91 persen. Dalam pilkada ini, angka partisipasi mencapai 71,80
Apakah kemenangan Jokowi-Rudy mencerminkan seperti itu aspirasi rakyat? Sumarno (42), tukang becak yang biasa mangkal di depan Pura Mangkunegaran, menilai Jokowi sebagai sosok yang mau menyapa rakyat kecil dan kerjanya sebagai wali kota selama 2005-2010 terlihat nyata.
Sumarno terkesan dengan upaya penataan kota yang dilakukan Jokowi, seperti di koridor Ngarsapura dengan memindahkan toko-toko elektronik yang semula memenuhi sisi kanan dan kiri koridor ke pasar elektronik yang dibangun Pemerintah Kota Solo. Lahan tempat berdirinya toko adalah tanah negara. Kawasan Ngarsapura kini menjadi ruang publik yang cantik. ”Wajah Pura Mangkunegaran jadi terlihat, tidak seperti dulu, tertutup deretan toko,” kata warga Kampung Keprabon ini, Selasa (18/5) di Jawa Tengah.
Kesan sama dikemukakan Rino Handoyo (25), warga Kadipiro, Banjarsari, yang berjualan jus buah di dekat Stadion R Maladi, Sriwedari. Ia memberikan apresiasi terhadap Program Kesehatan Masyarakat Solo
Ayah Rino, yang menderita gangguan prostat dan harus dirawat sebulan di Rumah Sakit Dr Moewardi, hanya mengeluarkan 80 persen dari total biaya Rp 15 juta dengan menggunakan kartu PKMS seri silver. Kartu seri gold yang diberikan untuk warga miskin Kota Solo malah menggratiskan seluruh biaya pengobatan.
Salah satu prestasi Jokowi-Rudy dalam memimpin Kota Solo, yang diakui warga Solo dan luar Kota Solo, adalah model pendekatan dalam penataan pedagang kaki lima (PKL). Pada saat Satuan Polisi Pamong Praja di kota lain ribut dengan PKL, di Solo, pemindahan hampir 1.000 PKL dari Monumen ’45 Banjarsari ke Pasar Klithikan, Notoharjo, tanpa kekerasan.
Perhatian Jokowi-Rudy terhadap masyarakat tidak diragukan lagi. Bahkan, sehari menjelang kampanye, Pemkot Solo meluncurkan Bantuan Pendidikan Masyarakat Solo (BPMS) untuk 43.000 siswa yang menggratiskan biaya pendidikan untuk siswa SD-SMA.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.