Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teatrikal Jelang 4 Tahun Lumpur Lapindo

Kompas.com - 15/05/2010, 18:42 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Berbagai pihak terus mengkritik luapan lumpur Lapindo sejak semburan pertama di Desa Renokenongo, Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, pada 29 Mei 2006 hingga saat ini. Kritikan kepada pemerintah serta PT Minarak Lapindo Jaya itu dilakukan dengan berbagai cara.

Kini, menjelang empat tahun lumpur menyembur, sekelompok anak muda kembali mengkritik dan menyatakan prihatin atas tenggelamnya 12 desa sehingga 14.000 keluarga kehilangan tempat tinggal akibat lumpur panas Lapindo.

Kumpulan anak muda tanpa embel-embel identitas kelompok itu menggelar aksi di Taman Ayodya, Barito, Jakarta Selatan. Mereka menaruh berbagai makanan di atas meja dan mempersilakan siapa saja untuk memakannya. Nasi ditaruh di atas ember hitam, mi goreng, toge, bakwan, serta sayur disuguhkan di wadah seadanya. Di depan meja dipasang spanduk kecil bertuliskan "Gratis untuk semua".

Mita, salah satu peserta aksi, mengatakan, makanan itu sebagai bentuk kritikan bahwa warga Porong butuh makan. "Makan adalah hak manusia, tapi Lapindo telah menghilangkan hak makan mereka. Mereka butuh makan, bukan lumpur," lontar dia, Sabtu (15/5/2010).

Mereka juga memasang spanduk besar di salah satu pohon. Spanduk itu mengkritik salah satu perusahaan yang tergabung dalam Bakrie Group. Spanduk itu bertuliskan "Ngoceh 100 jam nonstop. Sampe lupa kalau ada saudara kita yang tenggelam".

Di puncak aksi, mereka melakukan aksi teatrikal yang diperankan oleh empat orang diiringi dentuman drum. Dua orang berpakaian rapi dengan dasi di leher terus menelepon, sedangkan dua lagi dengan mengenakan celana sekolah menderita terkena lumpur. "Hilang... Tenggelam...," teriak salah satu peserta menutup aksi.

"Pemerintah dan Lapindo hanya bisa ngoceh tanpa ada realisasi. Selalu bilang sudah ditangani, sudah selesai, baik-baik aja. Tapi nyatanya sampai sekarang lumpur masih menyembur," lontar Mita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com