Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pencurian Terumbu Karang Marak

Kompas.com - 14/05/2010, 03:35 WIB

Jakarta, Kompas - Kasus pencurian terumbu karang di Belitung oleh kapal-kapal asing mulai marak. Terumbu karang tersebut dicuri untuk dijadikan bahan baku pembuatan kosmetik.

Kepala Satuan Kerja Pengawasan Sumber Daya Kelautan Perikanan (PSDKP) Dinas Kelautan dan Perikanan Belitung Mulyadi di Belitung, awal pekan ini, mengemukakan, pencurian terumbu karang oleh kapal asing mulai bermunculan sejak tahun 2008. Hampir semuanya kapal asal Vietnam. Sepanjang tahun 2009, misalnya, terdata sembilan kapal asal Vietnam yang mencuri terumbu karang ditangkap petugas.

Sementara itu, hingga April 2010, terdapat 3 kasus pencurian serupa, juga dilakukan kapal Vietnam. Terumbu karang yang banyak dicuri, antara lain, berupa akar bahar dan bunga karang.

”Terumbu karang itu dimanfaatkan untuk bahan baku kosmetik. Ada indikasi Vietnam mulai kekurangan bahan baku untuk industri kosmetik,” ujar Mulyadi.

Menyamar

Satuan Kerja PSDKP Belitung Pribadi Wahono menambahkan, kapal-kapal pencuri asal Vietnam itu rata-rata berupa kapal kecil berbobot mati 10-50 ton. Adapun modus pencurian adalah dengan menyamar sebagai kapal nelayan.

”Diduga, setiap tahun ada puluhan kapal asing yang mencuri terumbu karang di perairan Belitung, tetapi sulit ditangkap,” ujar Pribadi.

Kemampuan patroli pengawasan Kementerian Kelautan dan Perikanan di Belitung saat ini masih minim. Sepanjang tahun ini, pengawasan ditargetkan hanya 12 hari, atau turun dibandingkan total pengawasan tahun 2009, yakni 30 hari. Sementara itu, jumlah armada patroli pengawasan hanya 1 unit.

Direktur Jenderal Pengawasan dan Pengendalian Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Aji Sularso mengemukakan, pencurian terumbu karang masih terjadi karena masih ada beberapa kawasan terumbu karang yang belum optimal pengawasannya, di antaranya di daerah Wakatobi (Sulawesi Tenggara) dan Kabupaten Pangkep di Sulawesi Selatan.

”Kondisi terumbu karang penting sebagai rantai habitat ikan. Apabila pencurian terus berlangsung, akan menurunkan potensi produksi ikan,” ujar Aji.

Untuk itu, pihaknya kini mulai menerapkan strategi pengawasan terumbu karang dengan melibatkan masyarakat. (LKT)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com