Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertamina dan PGN Harus Cari Dana Sendiri

Kompas.com - 06/05/2010, 04:13 WIB

Jakarta, Kompas - Pemerintah tak akan ikut berinvestasi pada pembangunan terminal penampung dan pengolah gas yang bisa berpindah-pindah secara terapung di atas permukaan laut. PT Pertamina dan PT Perusahaan Gas Negara harus mampu mencari dana untuk investasi dalam proyek ini.

”Ini kan bisnis baru. Mereka (Pertamina dan PGN) pasti mampu mencari dana investasinya. Investasinya lumayan besar karena ada fasilitas gasifikasi, mengubah gas menjadi cairan,” ujar Menko Perekonomian Hatta Rajasa di Jakarta, Selasa (4/5).

Sebelumnya, Pertamina dan PGN membentuk perusahaan patungan untuk membangun LNG Receiving Terminal Jawa Barat dengan nama PT Nusantara Regas. Kepemilikan saham masing-masing, Pertamina 60 persen dan PGN 40 persen, dengan modal dasar Rp 2 triliun dan modal disetor Rp 500 miliar.

Pertamina dan PGN akan membangun dan mengoperasikan LNG Receiving Terminal dengan teknologi Floating Storage dan Regasification Unit atau penyimpanan terapung dan unit pengolah gas menjadi cairan di daerah Jawa bagian barat. LNG ini untuk memenuhi kebutuhan gas domestik, khususnya pembangkit listrik milik PT PLN. Pasokan gas diharapkan dari sumber gas di Kalimantan Timur dengan total volume 11,75 juta ton selama 11 tahun.

Hatta menyebutkan, pemerintah berencana membangun tiga fasilitas floating receiving terminal, yakni di Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sumatera Utara.

Kepala Ekonom Danareksa Research Institute Purbaya Yudhi Sadewa mengingatkan agar Indonesia belajar dari pengalaman tahun 2002, saat produsen gas besar seperti Conoco Phillips mencari-cari pembeli di dalam negeri, dengan harga sangat rendah, 2,5 dollar AS per MMBTU. Namun, saat itu tidak ada yang tertarik. Akhirnya, gas Conoco Phillips diambil Singapura dan Malaysia dengan harga murah dan kontrak hingga 30 tahun.

”Ketidakpedulian itu jangan terulang. Saat ini Indonesia masih punya cadangan cukup besar. Jangan sampai tidak memperoleh manfaat maksimal dari cadangan gas itu,” lanjutnya. (OIN)

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com