Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini 271.000 Artefak Dilelang

Kompas.com - 05/05/2010, 07:33 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Sekitar 271.000 benda muatan asal kapal tenggelam (BMKT) yang ditemukan di perairan utara Cirebon, Jawa Barat, akan dilelang hari ini. Pelelangan akan dilaksanakan pada pukul 14.00 bertempat di Ballroom, Gedung Minabahari III Lantai 1, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jalan Medan Merdeka Timur Nomor 16, Jakarta Pusat.

Seperti diwartakan, telah ditemukan sekitar 271.000 artefak dari sebuah kapal karam berusia lebih dari 1.000 tahun di perairan Laut Jawa berjarak 70 mil utara Cirebon. Harta karun yang ditemukan mencakup perhiasan seperti rubi, mutiara, perhiasan emas, batu, kristal Dinasti Fatimiya, pecah belah Iran, dan keramik-keramik China. Adapula sarung golok emas dan rock crystal yang diyakini milik anggota keluarga Nabi Muhammad SAW. Dari sekitar 271.000 artefak, 976 di antaranya menjadi koleksi negara yang dikelola oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. Nilai barang-barang tersebut ditaksir mencapai Rp 760 miliar. 

Adapun pengangkatan BMKT telah dilakukan oleh pemburu harta karun asal Belgia, Luc Heymans. Perusahaan Heymans, Cosmix Underwater Research Ltd, dengan mitra lokalnya, PT Paradigma Putera Sejahtera, telah melakukan proses pengangkatan sejak Februari 2004 hingga Oktober 2005 dengan menghabiskan dana sekitar 10 juta dollar AS.

Sesuai dengan pengelolaan BMKT, artefak berhak dijual atau dilelang. Pelelangan berdasarkan pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184 /PMK.06/2009 tentang Penanganan Status dan Penjualan BMKT. Nantinya hasil lelang tersebut akan dibagi sama rata, yaitu 50 persen bagi investor dan sisanya bagi kas negara.

Sayangnya, hingga kemarin, tak ada satu pun dari 20 peminat yang mendaftarkan nama atau menyetorkan jaminan uang sebesar 20 persen dari harga taksiran minimal. Padahal, pelelangan ini merupakan pelelangan resmi pertama kali yang dilakukan Pemerintah Republik Indonesia.

Sekretaris I Panitia Nasional BMKT Surdiman Saad menampik pihaknya kurang gencar memublikasikan pelelangan ini. "Kami telah mengabarkannya melalui media-media, bahkan media asing," kata Surdiman pada jumpa pers pelelangan, Selasa (4/5/2010 ).

Apabila sampai batas waktu pendaftaran tak ada peserta, kata Sudirman, lelang tetap berlangsung dengan sebutan lelang tidak ada peminat dan tak ada penjualan. Selanjutnya, panitia akan melakukan evaluasi untuk melaksanakan lelang kedua.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gugat Hasil Pileg, Pengacara Gerindra Malah Keliru Minta MK Batalkan Permohonan

Gugat Hasil Pileg, Pengacara Gerindra Malah Keliru Minta MK Batalkan Permohonan

Nasional
Resmikan Warung NKRI Digital, BNPT Ingatkan Semua Pihak Ciptakan Kemandirian Mitra Deradikalisasi

Resmikan Warung NKRI Digital, BNPT Ingatkan Semua Pihak Ciptakan Kemandirian Mitra Deradikalisasi

Nasional
Klaim Ada Perpindahan Suara ke PKB, PKN, dan Garuda, PPP Minta PSU di Papua Pegunungan

Klaim Ada Perpindahan Suara ke PKB, PKN, dan Garuda, PPP Minta PSU di Papua Pegunungan

Nasional
Berkaca Kasus Brigadir RAT, Kompolnas Minta Polri Evaluasi Penugasan Tak Sesuai Prosedur

Berkaca Kasus Brigadir RAT, Kompolnas Minta Polri Evaluasi Penugasan Tak Sesuai Prosedur

Nasional
Hakim MK Singgung Timnas di Sidang Pileg: Kalau Semangat kayak Gini, Kita Enggak Kalah 2-1

Hakim MK Singgung Timnas di Sidang Pileg: Kalau Semangat kayak Gini, Kita Enggak Kalah 2-1

Nasional
Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

Nasional
Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Nasional
Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

Nasional
KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Nasional
195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

Nasional
Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Nasional
Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Nasional
Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Nasional
Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Nasional
Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com