Panitia Konferensi Gay-Lesbian Ajukan Izin Kedua

SURABAYA, KOMPAS.com — Kendati tak memperoleh izin keamanan dari Polwiltabes Surabaya atas penyelenggaraan Konferensi Regional International Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender, dan Intersex Association (ILGA) di Surabaya pada 26-28 Maret mendatang, panitia penyelenggara tetap bersikukuh kembali mengajukan pemberitahuan dan izin penyelenggaraan pada Polda Jatim dan Polwiltabes Surabaya hari Rabu (24/3/2010) ini.

"Persiapan penyelenggaraan konferensi itu sudah siap 100 persen. Para undangan dari 20 negara sudah disiapkan akomodasinya. Sebagian besar dari mereka belum tahu tentang tidak diberikannya jaminan keamanan dari polisi," ujar Ketua GAYa Nusantara Raphael Da Costa.

Sebelumnya, panitia konferensi ini sudah menyampaikan izin penyelenggaraan ke Mabes Polri. Oleh Mabes Polri, permohonan itu dikonfirmasikan ke Polda Jatim dan Polwiltabes Surabaya. Karena izin pertama ditolak oleh pihak Polwiltabes dengan alasan rawan menimbulkan gangguan Kamtibmas, panitia pun kembali mengajukan izin kedua pada Polda Jatim dan Polwiltabes Surabaya. Dalam izin kedua ini, panitia meniadakan acara pawai budaya Asia yang sebelumnya diagendakan dalam kegiatan konferensi.

Terkait penolakan dari masyarakat atas konferensi ini, Raphael selaku panitia penyelenggara bisa memahami itu. Penolakan ini, menurut dia, tidak lepas dari stigma yang terbentuk di masyarakat tentang komunitas lesbian, gay, biseksual, transgender, dan interseks.

Ia menuturkan, kegiatan konferensi ini seluruhnya berupa seminar. Tujuannya adalah memberikan pencerahan pada komunitas kami yang minoritas ini tentang kesehatan, kesetaraan, dan hak asasi manusia. "Ada pemahaman salah yang terbentuk di masyarakat bahwa konferensi ini bakal bermuatan pornografi. Padahal, sama sekali tidak ada muatan itu sama sekali," katanya.