Pejabat intelijen yang tidak disebutkan namanya itu, seperti dikutip kantor berita Associated Press, mengatakan, Sanusi lari ke wilayah Mindanao setelah dituduh memerintahkan anggota kelompok teroris memenggal tiga orang di Poso. Pihak berwenang di Indonesia telah meminta bantuan Filipina untuk memburu Sanusi setelah dia terlihat di sebuah masjid dekat kota Cotabato, Mindanao, akhir tahun lalu. Pejabat intelijen militer senior Filipina mengatakan, Sanusi muncul sebagai mata-mata kunci kelompok Jemaah Islamiyah (JI). Dia diyakini telah membantu pendanaan serta mengorganisasi pelatihan perang bagi anggota JI yang baru direkrut di Mindanao. Menurut pejabat intelijen itu, Sanusi tidak terlibat dalam serangan apa pun di Filipina dan tidak termasuk dalam daftar hitam anggota teroris karena otoritas baru mulai mengungkap aktivitasnya dan peran yang dia mainkan. Disebutkan, Sanusi telah mencoba untuk menghubungkan kelompok bersenjata di Filipina dengan donor potensial di Timur Tengah. Ada setidaknya 20 anggota JI yang berada di Mindanao. Setidaknya 25 anggota kelompok bersenjata lainnya dari Indonesia dan Asia diberi perlindungan oleh kelompok Abu Sayyaf Di antara orang-orang itu adalah Dulmatin dan Umar Patek. Keduanya diduga membantu serangan bom di Bali tahun 2002 yang menewaskan 202 orang. Polisi Indonesia menewaskan Dulmatin dalam penyergapan pada bulan lalu.