Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Duka Korban Pemakan Manusia (2)

Kompas.com - 09/03/2010, 22:24 WIB

KOMPAS.com- Setelah melihat semua foto jasad anaknya, Juarmi baru mau mulai bercerita tentang kehidupan anak keduanya itu, mulai dari mendapat tugas ke Papua sebagai tenaga kesehatan sampai menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia. 

"Dia itu anaknya selalu mengutamakan kepentingan temannya. Saat bekerja di Malaysia dia sempat membela temannya yang diberhentikan dari pekerjaaan sampai dia ikut juga diberhentikan. Padahal, saat itu jabatan dia agak lumayan. Itulah sifat Fahmi mau berkorban demi orang lain sementara dirinya sendiri menderita," ujarnya. 

Andi, adik Fahmi menambahkan, awalnya ia percaya dengan abangnya. "Karena dia bekerja ke luar negeri melalui PJTKI dan tentunya semuanya ditanggung. Saya pun menganggap abang di Batam tinggal di mess atau komplek perusahaan, karena sebelumnya sudah ada ikatan kerja dalam kontrak," ujarnya. 

Juarmi tak menyangka ketika mendengar kabar dari polisi melalui Polresta Tegal, Jawa Tengah tentang anaknya yang tewas. Selang dua hari dia juga mendapatkan kabar bahwa pelaku pembunuh anaknya tertangkap melalui berita di televisi. Tetangganya pun langsung berdatangan ke rumahnya saat itu untuk memberi dukungan moral dan duka cita. 

Meski demikian, Juarmi mengaku ikhlas atas kematian Fahmi dan menyerahkan kasus kematian anak kesayangan ini kepada Polsekta Batam Kota. Ibu dari tiga anak mengaku terakhir berbicara dengan korban pada Oktober 2009 lalu melalui telepon. Dalam pembicaraan itu Fahmi memberitahu kalau dia akan pulang menjelang Lebaran. 

Sejak itu tak ada kabar beritanya. Juarmi sempat meminta bantuan kepada keluargannya yang ada di Batam untuk mencari keberadaan anaknya itu, namun semuanya nihil. Bahkan saat terjadi gempa di Padang dia juga mencari tahu keberadaan Fahmi melalui teman-temannya dan melalui berita di televisi. 

"Saya sempat meminta bantuan kepada keluarga dan teman- temannya untuk mencari keberadaan Fahmi di Batam dan saat gempa terjadi di Padang beberapa waktu lalu. Tapi tidak ditemukan dan mendapatkan kabar yang pasti," terang Juarmi.  (bur/tia)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com