Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antisipasi Pemerkosaan, Polisi Disusupkan ke Sekolah

Kompas.com - 24/02/2010, 13:13 WIB

DENPASAR, KOMPAS.com - Polisi berpakaian preman disusupkan ke setiap sekolah di Denpasar, Bali, sebagai upaya antisipasi munculnya kasus penculikan dan pemerkosaan terhadap pelajar yang cukup marak belakangan ini.

"Kami menyusupkan dua petugas tidak berseragam dinas setiap harinya ke sekolah-sekolah yang ada di Denpasar sebagai upaya menekan sekaligus menindak kasus pelanggaran seksual kepada para siswa," kata Kapoltabes Denpasar, Kombes Gede Alit Widana ketika dihubungi di Denpasar, Rabu (24/2/2010).

Dia menyebutkan, penempatan petugas di sekolah-sekolah mulai dari SD hingga SMA dan sederajat itu, telah dilakukan pihaknya sejak awal pekan ini.

"Jadi sudah sejak beberapa hari ini petugas bolak-balik nyusup ke ruang sekolah, terlebih saat para murid bubaran dari tempatnya belajar," katanya.

Melalui langkah itu, kata Widana, selain diharapkan dapat menekan angka tindak perculikan dan pemerkosaan terhadap anak sekolah, sekaligus juga menindak pelaku yang masih berani coba-coba melakukan itu.

"Kami tidak akan pikir panjang. Begitu melihat gelagat adanya orang yang mencoba melakukan perbuatan pidana kepada wanita di bawah umur, akan langsung disergap," katanya menandaskan.

Selain dengan menyusupkan petugas berpakaian preman, lanjut Widana, pihaknya juga telah menugaskan para Kapolsek untuk setiap hari Senin hadir sebagai inspektur upacara di sekolah-sekolah.

"Kami tugaskan Kapolsek untuk jadi irup, sekaligus dapat menyampaikan ceramah mengenai upaya atau langkah yang harus diambil para siswa dalam mencegah timbulnya kasus penculikan dan pemerkosaan," katanya.

Melalui cara itu, para siswa dan juga staf pengajar yang ada di sekolah-sekolah, dapat melakukan langkah-langkah antisipasi atau pencegahan terhadap munculnya kembali tidak kriminal tersebut.

Berdasarkan laporan yang diterima jajaran Poltabes Denpasar, dalam dua pekan ini terhitung empat kasus penculikan dan pemerkosaan telah menimpa pelajar di ibukota Provinsi Bali itu.

Dua kasus di antaranya menimpa dua pelajar sekolah dasar di daerah Monangmaning, serta masing-masing seorang pelajar SMP dan SMA di daerah Sanur.

Tindak kriminal tersebut umumnya didahului munculnya orang tak dikenal yang tiba-tiba mengaku suruhan orangtua mereka untuk menjemput si anak pulang dari sekolah.

Dari keterangan para korban terungkap bahwa begitu si anak "ingusan" tersebut bersedia ikut dalam kendaraan yang dikemudikan penjahat, mereka langsung dibawa menuju daerah yang ditumbuhi semak-semak untuk diperkosa.

Usai melancarkan tindakan bejatnya, penjahat begitu saja mencampakkan para korbannya di tempat kejadian.

Dari kejadian itu, seorang pelakunya yang terungkap telah merenggut kegadisan pelajar SMA di Sanur, telah berhasil diringkus pihak kepolisian setempat, sementara tiga kasus lainnya masih dalam penyelidikan.

"Kami benar-benar dibuat kesal oleh perbuatan manusia yang begitu tega mengorbankan kemahkotaan anak yang masih di bawah umur," kata Gede Alit Widana.

Sehubungan dengan itu, lanjut dia, pihaknya akan terus berupaya untuk dapat meringkus para pelakunya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com