Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gamelan Sekati Keraton Kanoman Dicuci

Kompas.com - 23/02/2010, 08:52 WIB

CIREBON, KOMPAS.com — Sekali dalam setahun, gamelan sekati yang tersimpan di Gedong Pejimatan Keraton Kanoman, Cirebon, dicuci dan dimainkan. Pencucian gamelan yang dilanjutkan dengan memainkannya selama lima hari ke depan itu merupakan salah satu rangkaian ritual Mauludan di Cirebon.

Gamelan dan gong sekati dicuci di Langgar Keraton pada Senin (22/2/2010) pukul 09.15. Sebelum dicuci, perangkat gamelan itu lebih dulu diarak dari Gedong Pejimatan menuju Langgar Keraton, kemudian doa bersama dipanjatkan. Doa diikuti Pangeran Kumisi, Pangeran Patih, imam langgar, dan abdi dalem keraton.

Satu per satu perangkat gamelan, mulai dari dua pasang gong, dicuci dengan air yang diambil dari sumur Langgar keraton. Karena usia gamelan sudah mencapai 400 tahun, ada sepasang gong yang tidak utuh lagi bentuknya. Setelah gong, perangkat gamelan berikutnya yang dicuci adalah kenong, bonang, dan saron.

Mencucinya pun dilakukan dengan hati-hati, kata Humas Keraton Kasepuhan Arief Rahman. Bukan dengan detergen, melainkan hanya dengan air dan bunga, kemudian dibubuhi serbuk batu bata merah dan dilap dengan sabut kelapa. "Untuk memeringati hari kelahiran Nabi Muhammad, harus dimulai dengan sesuatu yang suci dan bersih pula," ujar Arief menjelaskan makna ritual mencuci gamelan sekati.

Setelah bersih dan kering, gamelan dibawa ke Bangsal Sekati. Gamelan itu mulai dimainkan Senin (22/2/2010) malam sampai lima hari ke depan atau mulai tanggal 8-12 bulan Maulud. Sebelum dimainkan, Sultan Kanoman akan memukul gong sekati untuk pertama kali sebagai pertanda ritual muni gong sekati dimulai.

Saat dicuci, ratusan masyarakat dari berbagai penjuru daerah di Cirebon sudah menyemut di sekitar langgar. Mereka menunggu ritual selesai untuk mendapatkan air bekas mencuci gong. Diyakini, air bekas mencuci gong itu membawa berkah dan berkhasiat. Akibatnya, rebutan air pun tak bisa dihindari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com