Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Makhluk Misterius Budaya Dayak (3-Habis)

Kompas.com - 16/02/2010, 10:44 WIB

Enam lelaki itu tak sanggup membunuh Kek Catok, karena kesaktiannya akibat mengenakan baju layang angin peninggalan mendiang ayah mereka. Akhirnya, Kek Catok diminta menikah dengan adik bungsu mereka.  Ketika Kek Catok dan istri alam gaibnya itu memiliki seorang bayi, tibalah saat mengetam padi di ladang. Kek Catok kembali ke dunia manusia, membawa istri barunya berikut anak mereka yang masih merah.

"Di dunia fana, sanak keluarga Kek Catok telah lama melakukan upaya pencarian dengan ritual adat. Kembalinya Kek Catok pada musim panen, sesuai puncak pencarian yang dilakukan istri dan anaknya di dunia," kata Djuweng. Menurut legenda itu, kembalinya Kek Catok ke dunia setelah banyak ritual pencarian dilakukan. Dia tiba-tiba muncul dengan terbang di Dorik Semugo, sebuah bukit kecil di sebelah Bukit Juring.

"Kek Catok, istri barunya, dan bayi mereka, terbang dan hinggap di sehelai daun pisang," tutur Djuweng.
Tentu saja, istri dan anaknya yang ada di dunia kaget, melihat Kek Catok datang membawa seorang istri baru dan bayi yang masih merah. Kek Catok pun berkisah mengenai ke mana perginya selama ini.

Sang istri pun akhirnya pasrah, karena meyakini itulah nasibnya. Ia meminta bantuan, karena ladang sudah saatnya dituai dan padi begitu banyak. Ajaib, hanya dalam semalam, panen dan angkut padi dari ladang ke lumbung selesai.

Kek Catok kemudian bolak balik ke dunia nyata dan maya. Bayinya, yang dinamai Pateh Carot, dan istri barunya, kembali ke 'alam lain' begitu panen selesai. Meski begitu, mereka tetap berhubungan dengan ritual tertentu, meski hidup di dua alam berbeda.

Akhirnya, Kek Catok meninggal di dunia nyata. Sesuai tradisi kuno masyaakat Dayak, jenazah dibalut dengan tikar pandan, kemudian dimakamkan.  Beberapa saat sebelum jasad Kek Catok dikebumikan, orang membuka gulungan tikar itu untuk memandang terakhir kalinya. Anehnya, sosok itu hilang dari dalam gulungan tikar, dan diyakini diambil pihak keluarganya di dunia 'sebelah sana'.

"Setelah itu, antara Pateh Carot dan saudara se-ayah di bumi tetap menjalin hubungan. Seorang anak Kek Catok dibumi beranak pinak, dan keturunannya masih ada sampai sekarang. Hubungan yang terjalin, masih tetap terjalin sehingga sewaktu-waktu bisa dimintai pertolongan," ujar Djuweng. (*)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com