Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

16 Orang Tewas, 5 Penjual Lapen Ditahan

Kompas.com - 14/02/2010, 15:47 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Lima penjual minuman keras oplosan jenis lapen ditahan pihak Kepolisian Kota Besar (Poltabes) Yogyakarta, terkait tewasnya 16 orang setelah menenggak minuman beralkohol itu.
     
"Saat ini ada lima penjual lapen yang kami tahan, tiga di antaranya sudah ditetapkan sebagai tersangka, yaitu Agung Budiantoro (39) warga Jalan Sisingamaraja Yogyakarta, Gunawan Rejo (49) warga Sendowo, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, serta Mugiman (54) warga Gedongtengen, Yogyakarta," kata Kasat Reskrim Poltabes Yogyakarta Kompol Saiful Anwar, Minggu.
     
Sedangkan dua penjual minuman keras oplosan lainnya, yakni Sudiyono (49) dan Sakti Darminto (52), menurut dia belum ditetapkan sebagai tersangka. Namun, polisi terus mendalami penyidikan terhadap keduanya.
     
"Kami masih mengintensifkan pemeriksaan terhadap dua penjual lapen ini, serta mencocokkannya dengan laporan kejadian terutama yang mengakibatkan korban tewas," katanya.
     
MEREKA YANG TEWAS

* Khalis (53)
* Yulistyo (50)
* Ratno (46)
* Slamet Suprihatin (39)
* Marsudi (55) semuanya warga Kampung Prawirodirjan, Kecamatan Gondomanan, Kota Yogyakarta.
* Ofisiana (38) warga Kelurahan Karangkajen, Kecamatan Mergangsan, Kota Yogyakarta
* Eko (30)
* Toni (19), keduanya warga Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
*Ardiansyah (30) warga Kelurahan Sagan, Kecamatan Gondokusuman, Kota Yogyakarta
* Joko Purnomo (23)
* Sidik (20), keduanya warga Sanggrahan, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
* Andriyanto (19) warga Sukamaju, Gajahungkul, Provinsi Kepulauan Riau
* Sumanto (28) warga Mendiro, Desa Galurejo, Kecamatan Lendah, Kabupaten Kulonprogo, DIY.
     
Salah seorang penjual minuman keras oplosan yang kini ditahan di Mapoltabes Yogyakarta, Sudiyono (54) mengatakan dirinya yakin bahwa racikan lapen yang dibuatnya bukan penyebab kematian mereka, karena tidak ada bahan campuran yang berbahaya.
     
"Jika ada yang mati setelah minum lapen, mungkin saja mereka mencampur sendiri dengan bahan tertentu, dan itu berarti campurannya bukan dari kami," katanya.
     
Menurut dia, campuran dengan bahan yang diduga berbahaya itu yang kemungkinan menyebabkan mereka meninggal.
     
Sudiyono mengatakan dirinya dalam meramu minuman keras oplosan menggunakan alkohol dengan kadar 95,8 persen yang dicampur air mineral, gula pasir, zat perasa serta sedikit pemanis.
     
"Perbandingannya 1,5 liter hingga dua liter alkohol 98,5 persen dicampur dengan 15 liter air mineral, satu kilogram gula pasir dan pemanis serta penguat rasa," katanya.
     
Selanjutnya oplosan yang dilakukan di tempat khusus itu ditutup rapat dan didiamkan selama 12 jam. Setelah itu, oplosan lapen ini siap dikonsumsi.
     
"Saya sudah puluhan tahun meramu serta menjual lapen, dan baru sekarang ada masalah. Saya yakin oplosan saya aman," katanya.
     
Sedangkan Mugiman mengatakan dirinya juga yakin oplosan lapen bikinannya aman, karena hanya menggunakan campuran alkohol dengan kadar 80 persen.
     
"Alkohol yang saya gunakan lebih rendah kadarnya dari pengoplos lainnya. Saya beli alkohol di daerah Solo (Jawa Tengah)," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com