Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minum Lapen, 6 Warga Tewas

Kompas.com - 10/02/2010, 03:01 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS - Diduga akibat mengonsumsi minuman keras oplosan jenis lapen, enam warga Yogyakarta meninggal dalam empat hari terakhir. Polisi telah memeriksa seorang warga penjual lapen dan menyita sejumlah barang bukti, tetapi belum menetapkan tersangka.

Data Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Kota Besar Yogyakarta menunjukkan, keenam warga yang tewas itu bernama Kalis (53), Yulistyo (50), dan Ratno (46) (ketiganya warga Prawirodirjan, Kecamatan Gondomanan); Ovisina (38), warga Karangkajen, Kecamatan Mergangsan); serta kakak-beradik Marsudi (55) dan Slamet Suprihatin (39), warga Prawirodirjan.

”Marsudi dan Slamet dimakamkan hari Selasa (9/2),” demikian penjelasan Kepala Satuan Reserse Kriminal Poltabes Yogyakarta Komisaris Saiful Anwar.

Semua korban, menurut Saiful, meninggal pada waktu berbeda, 6-9 Februari. ”Poltabes sudah menahan AD (39), warga Prawirodirjan, penjual lapen, berikut barang bukti. Kami belum menetapkan AD sebagai tersangka. Kami masih mendalami (kasus ini). Peralatan pembuatan lapen dan barang bukti sudah disita dan akan diajukan ke Balai POM (Pengawasan Obat dan Makanan),” kata Saiful.

Otopsi

Polisi belum bisa memberi keterangan lebih rinci, baik mengenai waktu meninggalnya setiap korban maupun tentang bahan pembuat lapen. Saiful hanya menekankan, untuk memastikan penyebab pasti kematian peminum lapen tersebut, jenazah korban akan diotopsi.

Keterangan yang dikumpulkan dari warga Prawirodirjan kemarin siang, Marsudi dan Slamet minum lapen di pos ronda yang tak jauh dari rumahnya, Sabtu malam lalu. Lapen itu dibeli dalam bentuk kemasan plastik bening sehingga tidak terkesan sebagai minuman keras oplosan yang bisa berbuntut kematian.

Pembelian dilakukan dengan cara memesan melalui telepon. Setelah itu, penjual akan mengantarkannya. Cara ini merupakan modus baru penjualan minuman keras oplosan untuk menyiasati razia petugas.

”Kami mendapat laporan dari keluarga korban, katanya, mereka (korban) mengeluhkan sakit di dada dan pinggang. Mereka juga muntah-muntah seharian sebelum dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Wirosaban. Terakhir, kami mendapat laporan bahwa Marsudi meninggal hari Selasa pukul 03.00, sedangkan Slamet pukul 08.00,” papar Sumiyadi, Ketua RW 16, di Prawirodirjan. (wer)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com