Medan, Kompas -
Kondisi ini, menurut Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Sumatera Utara Riadil Akhir Lubis di Medan, Selasa (19/1), disebabkan belum ada komitmen dan kemauan politik (
”Kalau lihat daftar isian pelaksanaan anggaran di APBN 2010, kan, hanya Rp 600 miliar, sementara kebutuhannya mencapai Rp 2,1 triliun. Berarti masih kurang Rp 1,4 triliun. Masih belum jelas bagaimana menutupi kekurangannya itu. Padahal, rencananya mau
Dia mengatakan, melesetnya target operasionalisasi Bandara Kuala Namu memang lebih banyak disebabkan pemerintah pusat tak memiliki komitmen yang jelas mendanai sisi udara pembangunan bandara tersebut. ”Sekarang sangat tergantung dari komitmen dan
Dia menjelaskan, progres penyelesaian pembangunan sisi udara selalu meleset antara realisasi dan target. ”Hingga Januari ini sisi udara baru terealisasi 29,02 persen dari target 31,52 persen. Gapnya masih cukup jauh, sekitar 2 persen,” katanya.
Ini berbeda dengan pembangunan sisi darat (terminal dan bangunan gedung lainnya) yang dibiayai oleh PT Angkasa Pura selaku pengelola bandara. Hingga Januari, realisasi pembangunan sisi darat sudah mencapai 41,06 persen dari target 41,41 persen. ”Total realisasi sisi darat dan udara sudah mencapai 32,2 persen, sementara targetnya 34,13 persen,” kata Riadil.
Dia mengungkapkan, Pemerintah Provinsi Sumut berharap kekurangan dana di sisi udara bisa ditalangi melalui Anggaran Biaya Tambahan atau Perubahan APBN 2010. ”Bisa juga melalui stimulus infrastruktur, seperti yang pernah diperoleh tahun 2009,” katanya.
Selain masih belum jelasnya talangan dana untuk kekurangan pembangunan sisi udara, menurut Riadil, sebenarnya pembangunan infrastruktur pendukung Bandara Kuala Namu telah berjalan lancar.
Dia mencontohkan, untuk pengadaan air bersih, PDAM Tirtanadi telah melakukan berbagai tender, sementara PLN juga telah menyiapkan dua gardu induk untuk kebutuhan listrik Bandara Kuala Namu.
”Bahkan, PLN mungkin membangun gardu induk sendiri di bandara,” katanya.
Proyek pendukung lainnya seperti kereta api bandara, lanjut Riadil, juga mulai dibangun pada Maret tahun ini. Pembebasan tanah untuk rel kereta api dari Aras Kabu menuju bandara telah diselesaikan.
”Bahkan, PT Kereta Api telah menyiapkan rangkaian kereta api bandaranya,” ujar Riadil.