Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komunitas BMX: Sakit Jalan Terus!

Kompas.com - 11/01/2010, 10:58 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekali lagi, Aip (22) berusaha melompati sebuah papan yang ada di arena sepeda 'Bikaholic' di kawasan wisata Ancol, Pademangan, Jakarta Utara, Sabtu (9/1) sore. Seolah tidak mengenal lelah, cowok bernama asli Muhammad Rifki itu terus menggowes dengan tenaga penuh sepeda BMX biru kesayangannya.

Berulang-ulang Aip berusaha agar lompatan dengan BMX merek DT itu jatuh sempurna di papan bercat kuning. '"Tangannya kurang lebar. Lompatannya juga kurang tinggi," teriak Rakhmad Dwi Putra alias Mamat (23), rekan Aip, yang ada di pinggir arena.

Dua cowok itu memang penggila sepeda BMX sejak masih kecil. Saat itu, Aip dijadikan model oleh Mamat yang tengah mengenakan tugas akhir jurusan Desain Grafis di Institut Kesenian Jakarta (IKJ).

Lantaran 'cinta mati' dengan BMX, tugas akhir Mamat pun membahas tentang BMX. Segala macam referensi tentang BMX, mulai dari buku, majalah dan video, ada di tas ranselnya.

Sayangnya, tidak banyak anak-anak BMX yang datang ke 'Bikaholic' sore itu. Kemungkinan besar karena hujan lebat yang membasahi arena membuat para penggemar BMX enggan datang. Ketika akan beratraksi dengan BMX pun, Aip dan Mamat harus memastikan dulu arena park dalam keadaan kering.

"Kalau BMX, Aip ini sudah jagoan," kata Mamat memuji rekannya itu. Aip dan Mamat hanyalah wakil dari para pencinta BMX. Keduanya kini tergabung dalam wadah bemama BMX Halim, penggemar BMX yang sebagian besar tinggal di daerah Halim; Jakarta Timur. Biasanya, mereka bermain di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, setiap hari Minggu pagi.

Tidak banyak memang yang gemar dengan BMX di Halim. "Sekitar 12 orang. Tapi, kalau bergabung dengan yang lain, cukup banyak penggila BMX di Jakarta," kata Mamat. Ada juga komunitas BMX Rawamangun, Kemayoran, Jakartakota, Mega Kuningan, Menteng, hingga TMII. Meski terpisah jarak, Mamat berujar, semua anak BMX saling mengenal.

Seminggu lalu, Aip yang sedang mencari pekerjaan tetap ini bercerita bahwa dirinya terjatuh sewaktu berlatih dengan jalu' (peg) yang terpasang di roda depan dan belakang. ' Waktu itu mau grinding (berjalan di atas besi panjang dengan jalu' BMX-Red). Tapi, belum selesai grinding, udah jatuh duluan," kata Aip.

Aip yang terjatuh di arena sepeda TMII ini bahkan sampai memperlihatkan bekas luka sayatan seng sepanjang 10 cm yang ada di ketiak kiri dan masih tampak memerah, namun mulai mengering. Selama pakai BMX, baru kali itu Aip terluka cukup parah. Selebihnya, luka lecet tak akan jadi soal.

Saat beraksi, Aip tak pernah memasang rem atau mengenakan pelindung tubuh. Tapi, dia tak pernah kapok!

Mamat dan Aip mengaku penggemar BMX 'aliran' street (jalanan). Setiap jalan raya menjadi tempat meneka untuk mencari ilmu tentang keahlian bermain sepeda BMX. Meski punya motor, Aip yang tinggal di Cibubur itu selalu memakai sepeda ke mana pun dia pergi. "BMX street ini image-nya memang paling buruk. Tidak ada pelindung tubuh atau rem sekalipun," kata Aip yang menyandang gelar juara pertama kejuaraan jumping contest junior di Universitas Pancasila, Jakarta, tahun 2006.

Ada pula 'aliran' BMX lainnya, seperti flatland yang nyaris tidak ada lompatan dan hanya menjaga keseimbangan di bidang datar, freestyle, dirtjump yang memakai tanah sebagai arenanya, dan park yang menggunakan media papan seperti di Ancol itu.

"Di Jakarta fasilitas bagi penggemar BMX sangat kurang. Padahal di Indonesia ini ada anak BMX yang masuk peringkat BMX dunia. Di TMII ada park, tetapi kami harus berbagi dengan teman-teman skateboard," ujar Aip seraya berharap Pemerintah DKI dapat membangun dan menyediakan fasilitas bermain sepeda di sejumlah tempat di Jakarta. (Warta Kota/Irwan Kintoko)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com