JAKARTA, KOMPAS.com — Usulan menjadikan almarhum KH Abdurrahman Wahid atau akrab disapa Gus Dur sebagai pahlawan nasional hendaknya segera direspons oleh Pemerintah Repubik Indonesia. Pasalnya, tidak sedikit jasa mantan Presiden RI ke-4 tersebut terhadap bangsa Indonesia, terutama menjadi pemersatu umat beragama dan mengharumkan nama Indonesia di mancanegara.
Nurul Arifin, artis yang kini menjadi anggota DPR RI dari Fraksi Partai Golongan Karya, sangat setuju dan mengimbau pemerintah untuk segera mengangkat Gus Dur menjadi pahlawan nasional. "Saya sangat setuju kalau Gus Dur diangkat menjadi pahlawan nasional dan pemerintah hendaknya merespons hal tersebut. Sebab, Gus Dur-lah yang telah menegakkan dan membangun prinsip-prinsip pluralisme sehingga bisa mempersatukan rakyat Indonesia." cetus ibu dua anak ini, Sabtu (2/1/2010).
Selain itu, menurut istri Mayong Suryaloksono ini, jasa Gus Dur sangat besar terhadap bangsa Indonesia, terutama dalam memantapkan ideologi Pancasila dan menjadikan kehidupan masyarakat plural menjadi harmonis. Selain itu, lanjut Nurul, dalam memimpin, Gus Dur adalah sosok yang mampu membentuk opini publik dan tidak mudah tunduk terhadap kekuasaan massa.
"Menjadikan almarhum sebagai pahlawan nasional dapat menjadi teladan bagi anak negeri agar selalu mendarmabaktikan dirinya untuk kepentingan bangsa dan negara seperti almarhum. Gus Dur-lah yang berusaha menancapkan kebinekaan menjadi satu dan tetap utuh," ujarnya.
Hal senada diungkapkan oleh Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie bahwa pemerintah sepatutnya memberikan gelar pahlawan nasional kepada almarhum Gus Dur. "Semasa hidup, Gus Dur selalu menegakkan demokrasi di Indonesia. Beliau pantas mendapat penghargaan dari negara. Gus Dur adalah pemimpin besar yang berani melawan arus. Kita butuh orang seperti beliau," ujarnya di Jakarta kemarin.
Gus Dur meninggal pada Kamis 30 Desember 2009 di RS Cipto Mangunkusumo. Sejumlah pihak mengusulkan agar Gus Dur dijadikan pahlawan nasional mengingat jasa-jasanya yang besar bagi Indonesia. (yon)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.