JAKARTA, KOMPAS.com- Pemukulan sejarawan Universitas Indonesia JJ Rizal oleh oknum polisi di Depok menambah catatan buruk kinerja Kepolisian Indonesia. Aktivis Indonesia Corruption Watch (ICW) Emerson Yuntho mengatakan, kasus ini melengkapi catatan kepolisian yang didominasi isu perilaku kekerasan dan koruptif.
"Fenomena ini yang dominan kami cermati dari kasus-kasus yang ada," katanya dalam diskusi mingguan Trijaya FM di Warung Daun Cikini, Sabtu (12/12). Oleh karena itu, yang kini harus diperjuangkan oleh pemerintah dan masyarakat sipil adalah mendorong reformasi total di tubuh kepolisian, mulai dari sistem rekrutmen, hingga pengawasan dan pembinaan.
Emerson menyoroti kasus salah pukul yang dialami Rizal mungkin saja bisa selesai karena dirinya dekat dengan media atau berasal dari kalangan akademisi. Akan tetapi tidak terbayangkan kalau itu terjadi pada orang biasa. "Lagipula, kalau preman menganiaya saja diproses, apalagi polisi. Harusnya ditindak tegas,," tandasnya.
JJ Rizal yang juga hadir dalam diskusi itu menyesalkan bahwa kasus yang menimpanya justru dilakukan oleh oknum dari institusi yang paling sering kontak dengan masyarakat. "Ternyata, menurut data Komnas HAM, pelanggaran HAM di 2008 itu paling banyak dilakukan oleh polisi. Kasus saya ini refleksi pendidikan dasar di polisi itu sudah rusak," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.