Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Balita Gizi Buruk Menumpuk

Kompas.com - 18/11/2009, 23:23 WIB

SURABAYA, KOMPAS.com - Balita gizi buruk (gizbur) kembali menumpuk di RSUD Dr M Soewandhie. Pada Selasa (17/11) kemarin setidaknya ada 14 balita gizbur yang dirawat di RS milik Pemkot Surabaya itu.

Balita gizbur yang dirawat itu masuk scara bergantian dalam kurun waktu lima hari terakhir. Kondisi mereka pun cukup beragam. Ada yang gizburnya disertai penyakit penyerta dan ada juga yang kondisinya memburuk murni karena gizbur.

Mereka adalah Kamila, 4, warga Kalimas Hilir, Febrian Valentino Rosi, 9 bulan, warga Karang Tembok, Anjar warga Donorejo DKA, Maira, 18 bulan, warga Pacar Keling, Syamsul Arifin, 11 bulan, warga Krembangan Selatan, dan Naila, 13 bulan warga Kalianak Timur. Kemudian Abdul Jalil, 25 bulan, asal Sidoyoso Wetan, Gilang, 13 bulan, warga Kedung Mangu, Nurus Sholeh, 18 bulan, warga Jati Purwo, Hanifah, 14 bulan, asal Sidotopo, Khalid, 18 bulan, asal Bulak Banteng Kamboja, Ahmad Nabil, 13 bulan, warga Nyamplungan II, dan Irsyad warga Kedinding Lor.

Kamila dilarikan ke rumah sakit karena kondisinya yang terus melemah dan demam. “Tidak ada sakit apa-apa, tapi memang dia kurang gizi,” ujar Abdul Rohman, kakek Kamila saat ditemui di RSUD Dr M Soewandhie, Selasa (17/11).

Rohman menjelaskan cucunya mengalami gizbur karena sejak dua tahun lalu sulit makan. Kamila lebih senang minum air es daripada makan atau bahkan minum susu.

Selama ini Kamila tinggal dan dirawat oleh kakek neneknya, sedangkan kedua orangtuanya yang bercerai sudah tak lagi tinggal bersamanya. “Dia selalu dibawa ke posyandu, kalau sakit kami bawa ke Puskesmas bahkan ke dokter Teddy (dokter spesialis anak) tapi dia memang makannya susah,” tambah Rohman.

Sedikit berbeda dengan Kamila, Febrian dilarikan ke rumah sakit karena menderita diare hingga kejang-kejang. Karena kondisi gizi yang buruk bocah berusia sembilan bulan ini menderita biduran dalam dua hari terakhir. “Selama ini dia jarang sakit dan tidak pernah sakit berat, tapi beberapa hari lalu sakit panas dan kemarin kulitnya melepuh semua,” ujar Hamadus Sadiyah, ibu Febri.

Ahli gizi RSUD Dr M Soewandhie Dewi Purwanti menjelaskan pasien anak yang dirawat karena gizbur selama ini keluar masuk rumah sakit. Di bulan Oktober jumlah penderita gizbur yang dirawat mencapai angka 48. Sedangkan memasuki bulan November ada 25 kasus gizbur.

Ia menjelaskan balita penderita gizbur tidak selamanya terlihat kurus kering. Bagi balita yang kekurangan protein rata-rata secara fisik masih terlihat cukup gemuk. “Sama seperti kasus yang dialami Febrian, dia terlihat cukup gemuk tapi kekurangan protein kerena itu kemarin dia mengalami pembengkakan atau yang biasa disebut gabak,” ujar Dewi.

Bagi balita gizbur yang memiliki penyakit penyerta akan menjalani perawatan untuk menyembuhkan penyakitnya. Sembari menjalani terapi para balita mendapat tambahan gizi berupa formula yang terdiri dari susu, minyak KCL, dan vitamin. “Tahapan terapi diberikan sesuai kondisi,” terang Dewi. rey

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com