Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Sebaiknya Pertimbangkan Perbedaan Musim di Daerah

Kompas.com - 27/10/2009, 20:00 WIB

BREBES, KOMPAS.com - Pemerintah pusat sebaiknya mempertimbangkan perbedaan musim di daerah, dalam mengambil kebijakan bagi petani. Dengan demikian, petani bisa memulai tanam dengan tepat, sehingga hasil yang diperoleh optimal.

Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Brebes, Masrukhi Bachro, Selasa (27/10). Menurut dia, pemerintah perlu mengkaji kebutuhan petani dalam menghadapi musim tanam, di antaranya dengan mempertimbangkan perbedaan musim di daerah.

Persoalannya, permulaan musim hujan pada tiap-tiap wilayah cenderung berbeda. "Sebagai contoh, wilayah Brebes bagian selatan saat ini sudah mulai mendapatkan penghujan, sedangkan Brebes utara masih kering. Ini wilayah selatan sudah mulai persiapan tanam," ujarnya.

Dengan mempertimbangkan perbedaan musim di daerah, pemerintah akan menghasilkan kebijakan pola tanam yang tepat dan menguntungkan bagi petani. Distribusi pupuk dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing daerah, sehingga tidak ada petani yang terlambat atau kesulitan mendapatkannya. Begitu pula, distribusi bantuan lainnya, seperti bantuan benih juga bisa tepat waktu.

Selama ini ia menilai, pola tanam yang ditetapkan pemerintah hanya didasarkan pada batasan bulan. "Padahal kenyataannya, kondisi tiap daerah berbeda-beda, karena dipengaruhi oleh letak dan topografi wilayah. Karena pertanian tergantung air. Jadi tidak bisa dibilang tanam serempak," kata Masrukhi.

Akibatnya, sebagian kebijakan kurang tepat sasaran, seperti kebijakan bantuan benih padi. Sebagai contoh, saat ini petani di wilayah Brebes utara sudah menerima bantuan benih padi dari pemerintah. Padahal, kebutuhan benih mereka masih lama, karena ketersediaan air belum memadai untuk memulai tanam padi.

Selain itu, pemerintah daerah seharusnya diizinkan membuat rekomendasi kebutuhan pupuk petani. Hal tersebut karena kadar kesuburan tanah dari tiap-tiap daerah berbea. Selain untuk menghindari kekurangan pupuk bagi petani, menurut dia, upaya tersebut juga dimaksudkan untuk menjaga kualitas tanah.

Selain di Kabupaten Brebes, perbedaan awal musim tanam juga terjadi di Kabupaten Tegal. Para petani di wilayah atas, seperti Kecamatan Bumijawa dan Bojong sudah memulai tanam, karena mereka tetap mendapatkan air pada musim kemarau.

Sementara, petani di wilayah bawah terpaksa harus menggunakan mesin pompa air untuk mengairi sawah mereka, seperti dilakukan petani di Kecamatan Pagerbarang, Dukuhwaru dan Lebaksiu.

Kepala Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Tegal, Toto Subandriyo mengatakan, saat ini sebagian petani mulai nekat menanam padi. Padahal melihat pada cuaca dan ketersediaan air untuk lahan pertanian, saat ini belum waktunya memuali tanam. "Ini belum menjadi awal, karena baru gerimis," ungkapnya.

Oleh karena itu, ia mengingatkan petani agar tidak terkecoh pada hujan yang sudah mulai turun. Petani yang memang belum mendapatkan pasokan air secara memadai, sebaiknya tidak menaman padi terlebih dahulu.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com