Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gempa Sumatera Berpotensi Ganggu Ekonomi

Kompas.com - 01/10/2009, 15:27 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan perencanaan pembangunan nasional (Bappenas) menilai, bencana gempa berkekuatan 7,6 skala richter di Sumatera Barat mengganggu laju kegiatan dan pertumbuhan ekonomi, setidaknya di wilayah tersebut.

Menurut Paskah Suzetta, Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, dampak gempa di Sumatera Barat skalanya jauh lebih besar dibandingkan dampak gempa di Tasikmalaya, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.

Hal itu terlihat dari kerugian infrastruktur sebagai penyangga kegiatan ekonomi masyarakat mengalami kerusakan yang parah. "Tapi apakah berpengaruh secara nasional atau berkontribusi terhadap inflasi nasional, masih perlu kita lihat. Namun, saya pastikan ini berpengaruh pada tingkat pertumbuhan ekonomi lokal," ujar Paskah usai mengikuti pelantikan anggota DPR-DPD RI periode 2009-2014 di DPR, Kamis (1/10).

Namun, soal berapa nilai kerugian negara akibat gempa tersebut, Paskah belum bisa memastikan. Pasalnya, pemerintah masih terfokus pada kegiatan emergency alias tanggap darurat korban meninggal dan luka-luka, penyediaan kebutuhan pokok, dan tempat penampungan sementara. Menurut dia, berdasarkan penanganan bencana sebelumnya, perhitungan kerugian dilakukan sepanjang masa darurat diberlakukan.

Ditemui di tempat yang sama, Direktur Utama Bulog Mustafa Abubakar mengatakan, kendati dampak gempa terbilang cukup besar, namun Bulog menjamin ketersediaan logistik untuk korban gempa. "Persedian besar di Sumatera Barat 15 ribu ton. Empat gudang Bulog di Sumbar memang rusak parah, tapi berasnya selamat dan itu cukup untuk kebutuhan masyarakat di sana selama satu bulan ke depan," kata Mustafa.

Dia melanjutkan, bencana gempa di Sumatera Barat itu juga tidak mempengaruhi pengadaan beras untuk konsumsi nasional. Alasannya, Jambi, Bungkulu, dan Sumatera Barat bukan daerah utama penyuplai beras nasional. "Terlalu kecil pengaruhnya untuk pengadaan nasional," ungkapnya.  (Martina Prianti/Kontan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com