SOLO, KOMPAS.com — Lokasi penyergapan teroris di Kampung Kepuhsari, Mojosongo, Solo, pada Jumat pagi masih dibanjiri masyarakat yang penasaran dengan kondisi rumah tempat tewasnya gembong teroris paling dicari, Noordin M Top.
Bahkan, warga yang menyemut di sekitar rumah yang telah dipagari seng tersebut juga menyempatkan diri untuk mengabadikan lokasi penyergapan dengan kamera foto yang mereka bawa. Menurut salah seorang warga yang membuka jasa parkir di sekitar lokasi, Herpin (27), warga dalam jumlah banyak sudah mulai berdatangan sejak pagi hari.
"Kebanyakan yang datang ke sini justru mereka yang berasal dari luar wilayah Solo," katanya.
Ia mengatakan, hari ini para karyawan dan pegawai negeri sipil sudah mulai libur Lebaran sehingga jumlah warga yang datang untuk melihat bertambah banyak.
Ia mengaku memperoleh hasil yang lumayan dari menyediakan jasa parkir untuk kendaraan para pendatang. "Hasilnya lumayan, tetapi harus dibagi dengan pemilik halaman rumah yang dijadikan tempat parkir," katanya.
Narto (36), warga Palur, Karanganyar, mengaku penasaran ingin melihat dari dekat lokasi penyergapan para teroris yang dilakukan polisi pada Rabu (16/9) malam hingga Kamis pagi itu.
Ia datang bersama dengan dua anaknya dan kemudian berkeliling sebentar di sekitar rumah yang sempat disergap.
Sementara itu, lokasi rumah yang disergap oleh Detasemen Khusus 88 masih dijaga ketat oleh aparat gabungan Brigade Mobil Poltabes Surakarta, Polwil Surakarta, dan Polda Jawa Tengah.
Selain itu, rumah yang kondisinya rusak parah tersebut juga masih dipagari seng setinggi 4 meter. Penyergapan oleh satuan Detasemen Khusus 88 selama sekitar tujuh jam terhadap sebuah rumah di Kampung Kepuhsari, Mojosongo, Solo, itu menewaskan empat teroris, termasuk pelaku paling dicari, Noordin M Top, pria berkebangsaan Malaysia.