Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyembunyi Noordin Itu Mengaku Hanya Urusi Sapi

Kompas.com - 18/09/2009, 07:28 WIB

SOLO, KOMPAS.com — Pria bernama Susilo alias Adib dikenal para tetangga sebagai pekerja yang mengurus ternak sapi di Ponpes Al Kahfi, Mojosongo, Kecamatan Jebres, Kota Solo, Jawa Tengah. Hal itu sesuai pengakuan Susilo sendiri kepada para tetangganya di Kampung Kepuh Sari RT 03 RW 10, Mojosongo.

Ternyata, Susilo bukan pekerja urusan ternak sapi biasa. Serangan Tim Densus 88 Antiteror ke rumah yang dikontrak pria berusia sekitar 24 tahun tersebut, Rabu (16/9) malam hingga Kamis dini hari, menunjukkan bahwa dia adalah bagian dari jaringan teroris paling diburu, Noordin M Top, sekaligus penyembunyi Noordin dan kawan-kawan.

Karena itulah para tetangganya merasa sangat kaget mengetahui kenyataan tersebut. “Seperti mimpi saja. Benar-benar tidak menyangka,” ujar Ny Sulini (34), yang tinggal persis di depan rumah Susilo ketika ditemui Surya, Kamis (17/9) sore.

Para tetangga juga tidak pernah tahu apakah Susilo sering didatangi banyak tamu. Kalaupun ada tamu, tetangga seperti Sulini dan suaminya, Pendi (34), juga tidak pernah merasa curiga apa-apa.

Meski jarang bertemu Susilo dan istrinya, Putri Munawaroh, Sulini menilai, pasangan yang tengah menanti kelahiran anak itu merupakan pasangan yang baik. Sebab, Susilo dikenal sebagai pria yang taat beragama dan bekerja di sebuah ponpes yang berjarak sekitar 1 kilometer dari rumahnya.

“Katanya dia bekerja di bagian urusan ternak sapi. Benar-tidaknya kami tidak tahu karena tidak ada yang pernah mengecek ke sana. Namun, selama ini orang-orang di sini percaya bahwa dia bekerja ngurusi sapi di Pondok Al Kahfi,” kata Sulini.

Menurut ibu rumah tangga tersebut, di ponpes Susilo lebih populer dengan nama panggilan Adib. Selama ini, Susilo sehari-hari lebih banyak menghabiskan waktunya di luar rumah, dan para tetangga mengira bahwa Susilo pasti berada di ponpes manakala sedang tidak kelihatan di rumah.

“Saya jarang ketemu dia. Selain saya sendiri juga bekerja dari pagi sampai sore di tempat lain yang agak jauh dari rumah ini, yaitu di Widuran, saya dengar Pak Susilo jarang keluar rumah,” ujar Pendi, yang bekerja sebagai penjahit di sebuah pabrik konfeksi.

Informasi bahwa Susilo jarang bergaul diakui pula oleh Ketua RT 03 RW 10 Kepuhsari Suratmin. “Sejak dia mengontrak di rumah itu sekitar setengah tahun lalu, baru satu kali saya ketemu, yaitu waktu dia datang ke rumah saya melaporkan keberadaan dirinya sebagai warga baru,” katanya.

Suratmin menambahkan, Susilo datang ke rumahnya sesudah tiga bulan mengontrak rumah milik Sri Endarto tersebut. “Dia melapor setelah berkali-kali diingatkan warga lain. Jadi, bukan inisiatif sendiri. Itu pun setelah tiga bulan menjadi warga saya,” tutur Suratmin yang juga menjabat sebagai mudin di Kelurahan Serengan, Kecamatan Serengan, Solo.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com