Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jejak Peninggalan Islam yang Terlupakan

Kompas.com - 26/08/2009, 11:41 WIB

Tiga kitab kuno berhuruf Arab yang ditulis tangan di atas kertas dan lulang atau kulit binatang terdiam di lemari kaca Museum Mahameru Blora, Senin (24/8). Kertas dan lulang itu sudah uzur, berwarna kuning kecoklat-coklatan dengan sejumlah bagian yang sudah kusut dan robek.

Tak heran jika Heri, salah satu pengelola Museum Mahameru, begitu berhati-hati memindahkan apalagi membuka kitab itu lembar demi lembar. Sesekali, dia membersihkan debu-debu dan sejumlah kutu yang berkeliaran di celah-celah kitab.

"Tidak banyak pengunjung bertanya tentang kitab-kitab itu, apalagi isinya. Paling-paling mereka hanya melihat sekilas dan segera mengalihkan perhatian ke koleksi lain," kata Heri.

Ketiga kitab itu adalah Kitab Ushul, Kitab Tafsir Jalalaini atau Jalalen, dan Kitab Sayidina atau tanya jawab tentang ilmu Islam. Museum Mahameru mendapatkan kitab-kitab itu dari hibah tiga orang warga yang menemukan kitab secara tidak sengaja.

Kepala Museum Mahameru Gatot Pranoto mencontohkan Kitab Ushul ditemukan seorang jemaah Masjid Asyakur di Desa Tutup, Blora. Di kitab itu terdapat informasi pemilik buku yang bernama Muhammad Munasir, warga Desa Sukorame, District Tunjungan, Negara Blora.

Kitab itu berisi tentang ilmu tauhid karangan Abbas Ahmad, tanya jawab ilmu fikih dan tauhid, dan Ummu Barohim dan Fathul Mubin karangan Iman Sanusi. Setelah diteliti Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Yogyakarta pada 2008, kitab itu dikenal sebagai Kitab Ngelmu Kalam.

"Kitab yang dituliskan di lulang itu menyajikan enam pokok bahasan, yaitu Kitab Enam Puluh Permasalahan Agama Islam, Kunci Ma'rifat Islam dan Iman, Ilmu Usul Fiqh, Tauhid atau Ilmu Kalam, Kitab Fathul Mubin, dan Kitab Ngelmu Kalam," kata Gatot.

Dalhar Muhammadun, warga Desa Tutup, yang menghibahkan kitab itu, mengatakan, jemaah Masjid Asyakur menemukan kitab itu di atas piyan atau plafon masjid ketika masjid direnovasi pada 1999. Kitab itu tergeletak dan dalam kondisi tidak terawat.

Berdasarkan kesaksian sesepuh masjid, kitab itu berisi mata pelajaran pesantren. Kitab itu merupakan tulisan ulang dengan tulisan tangan sebuah kitab kurikulum pesantren.

"Kemungkinan, waktu itu kitab asli sulit didapat dan mahal harganya sehingga sejumlah santri menuliskan ulang," kata Muhammadun.

Selain kitab-kitab itu, Museum Mahameru menyimpan sebuah cupu batu yang berisi bandul kalung berbahan perunggu bertuliskan Arab gundul. Konon ceritanya, cupu itu merupakan peninggalan salah seorang pengikut Pangeran Diponegoro, saat perang melawan Belanda pada 1825-1830.

"Pangeran Diponegoro kerap membekali para pengikutnya dengan benda-benda yang mampu membangkitkan kepercayaan diri. Bisa jadi salah seorang pengikut Pangeran Diponegoro itu adalah orang Blora," tutur Gatot.

Menurut Gatot, temuan-temuan itu sangat berharga untuk kepentingan akademisi sejarah Islam. Namun, tidak semua orang berminat dan ingin mengetahui makna dan isi peninggalan-peninggalan Islam itu. (HENDRIYO WIDI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com