Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mennakertrans: Kaji Ulang Pengiriman TKI

Kompas.com - 21/08/2009, 17:04 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Erman Suparno mengatakan, pemerintah perlu mengkaji ulang pengiriman tenaga kerja Indonesia ke luar negeri. Ia menilai devisa yang masuk tidak sebanding dengan dan modal manusia yang sudah dikeluarkan TKI dan keluarganya.

"Investasi yang ada pada manusia itu luar biasa banyak. Mulai dari pertemuan ayah dan ibu, lalu investasi pendidikan dan sebagainya. Sudah besar malah dikirim ke negeri orang," ujarnya saat temu wartawan di Rumah Makan Nasi Bebek Ginyo, Bintaro, Jumat (21/8).

Negara, kata Erman, juga mengalami kerugian. Pasalnya, banyak kesempatan kerja di dalam negeri yang terbuang karena banyak masyarakat yang mengadu nasib di negeri orang. "Saat tanam jagung tidak ada yang menanam," lontarnya.

Selanjutnya Erman menuturkan, banyaknya TKI yang bermasalah disebabkan kurangnya keterampilan dan pemahaman budaya pada negara tujuan.

Erman mencontohkan, di negara Arab seorang majikan dapat berbuat semena-mena pada pekerjanya. Pasalnya majikan tersebut telah membeli pekerja tersebut. "Begitu juga dengan hal sepele seperti menyetrika baju. Pakaian orang Arab itu besar-besar sehingga perlu usaha lebih untuk menyetrikanya," jelasnya.

Lebih jauh ia mengatakan, untuk mencegah lebih banyak lagi masyarakat yang pergi ke luar negeri, pihaknya kembali menggalakkan program transmigrasi. "Kita bangunkan kota terpadu, ada juga real estate-nya," kata Erman.

Namun, lanjutnya, meski secara teknologi sudah siap masih ada beberapa tempat yang belum teraliri listrik. " Yang terpenting jalannya dululah. Listrik nanti pakai tenaga surya," tukasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com