Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Optimalisasi Lahan untuk Tata Kandang

Kompas.com - 18/08/2009, 15:55 WIB

Surabaya, Kompas - Kebun Binatang Surabaya segera menata kandang hewan. Dengan penataan itu diharapkan lingkungan hewan lebih mirip dengan kondisi aslinya.

Ketua Perkumpulan Taman Flora dan Satwa Surabaya (PTFSS) periode 2009-2012 Prof Basuki Rekso Wibowo, seusai upacara peringatan Hari Kemerdekaan di Kebun Binatang Surabaya, Senin (17/8), mengatakan, kandang yang digunakan saat ini umumnya sudah digunakan berpuluh- puluh tahun. Untuk kesejahteraan binatang, penataan perlu dilakukan. Model penataan kandang akan dilakukan seperti Taman Safari Indonesia dalam ukuran lebih kecil. Kandang pun diupayakan lebih mirip dengan kondisi habitat asli hewan.

Karena lahan KBS terbatas, PTFSS akan mengoptimalkan penggunaan lahan yang ada. Saat ini, kata Basuki, sekitar 30 persen lahan tidak dimanfaatkan. Kolam yang pernah digunakan ikan pesut, misalnya, kini terbengkalai.

Saat ini KBS sudah menangkarkan 64 rusa bawean di Sanggar Wilwatikta Pandaan, Pasuruan. Rencana penangkaran hewan-hewan di luar KBS, menurut Basuki, juga akan dikomunikasikan lagi untuk mengatasi keterbatasan lahan KBS.

Untuk penataan kandang hewan, PTFSS akan meminta dukungan dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan Pemerintah Kota Surabaya. "Hewan-hewan itu aset negara juga. KBS ikut melestarikan flora dan satwa di Indonesia dan sudah menjadi ikon Surabaya sehingga sayang kalau dibiarkan," tutur Basuki.

Selain itu, PTFSS juga akan bekerja sama dengan badan usaha milik negara dan pihak swasta untuk perbaikan fasilitas kandang. Sebagai kompensasi, lanjut Basuki, di kandang tersebut bisa ditampilkan pencitraan produk perusahaan (brand image).

Sarana bermain juga akan disesuaikan dengan kebutuhan warga. Panggung gembira, sanggar lukis, maupun fasilitas untuk pemasaran usaha kecil dan menengah juga rencananya disiapkan di KBS. Demikian pula sarana tempat pengunjung melepas lelah atau sekadar duduk akan disediakan.

"Ini program yang akan memakan waktu tahunan, tetapi sistemnya harus disiapkan dulu supaya pembangunan ke depan terpola," kata Basuki. (INA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com