Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hanya 367 Muslimah di Perancis Bercadar

Kompas.com - 30/07/2009, 12:37 WIB

PARIS, KOMPAS.com-Hanya 367 Muslimah di Prancis memakai cadar, yang menutupi wajah mereka, selain memakai pakaian panjang yang menutup seluruh tubuh mereka.

Demikian laporan sebuah surat kabar, Rabu (29/7), sehingga meruntuhkan posisi politisi yang mendesak digolkannya larangan terhadap pakaian tersebut.

Satu panel dewan legislatif sedang mengkaji masalah mengenai apakah jumlah Muslimah yang memakai cadar naik dan mengapa. Panel tersebut dijadwalkan memberikan pendapatnya dalam beberapa bulan apakah panel tersebut mendukung larangan pemakaian cadar di tempat umum, sebagaimana disarankan oleh sebagian politikus.

Presiden Perancis Nicolas Sarkozy belum menyampaikan dukungan bagi larangan, tapi telah mengatakan cadar tak disambut di Perancis.

Harian berpengaruh Le Monde melaporkan mengingat sedikitnya jumlah perempuan bercadar, gagasan mengenai larangan mesti dicabut. "Apakah kita perlu mengatur kurang dari 400 orang, mengatur pengecualian? ... Mengingat resiko (yang ada), termasuk penodaan Islam ... jawabannya adalah tidak," kata harian tersebut di satu tajuknya.

Di Perancis, nyaris terdapat suara bulat yang menentang pemakaian cadar yang menyembunyikan wajah seorang perempuan. Itu dipandang sebagai pelanggaran hak asasi perempuan, yang seringkali diberlakukan oleh kaum pria fundamentalis. Namun ada ketidak-sepakatan kuat mengenai apakah bijaksana dan membantu untuk mengatur penentangan terhadap pakaian.

Le Monde menyatakan surat kabar itu telah melihat laporan dari dua dinas intelijen domestik yang keduanya hanya mendapati minoritas kecil Muslimah yang memakai cadar semacam itu. Salah satu laporan tersebut menyebutkan angka: 367 perempuan di seluruh negeri itu.

Perancis memiliki masyarakat Muslim terbanyak di dunia, sebanyak 5 juta. Data statistik mengenai berapa banyak perempuan memakai cadar biasanya tak ada di Perancis, yang berhati-hati terhadap jajak pendapat mengenai praktek agama oleh masyarakat karena negara itu berpegang pada konsep persamaan. Itu berarti masalah cadar telah diperdebatkan dengan sengit tapi tak ada bukti nyata.

Le Monde menyatakan laporan intelijen yang telah dilihatnya telah diserahkan kepada pemerintah dan akan menjadi bagian dari perdebatan parlemen mengenai masalah cadar.

Banyak pengkritik gagasan pemberlakuan larangan telah mengatakan itu akan menodai Islam dan akan membuat kaum Muslim moderat bersikap membela diri, sehingga mendorong mereka membela cadar sebagai lambang agama mereka sekalipun mereka mungkin tak mendukung jika mereka harus memakai pakaian tersebut.

Laporan intelijen yang dikutip oleh Le Monde menyatakan bahwa kenyataan perempuan yang menutupi wajah mereka di Perancis, dan mengapa, sangat berbeda dari gambaran yang diberikan oleh politisi. Laporan tersebut menyatakan kebanyakan perempuan yang memakai cadar lengkap berusia kurang dari 30 tahun dan melakukannya untuk mendapat nilai politik. Perempuan itu, yang geram dengan apa yang mereka saksikan sebagai perasaan anti-Muslim yang tersebar luas, ingin membangkang terhadap masyarakat dan, dalam beberapa kasus, terhadap keluarga mereka sendiri.

Orang Perancis yang masuk agama Islam berjumlah sekitar seperempat dari jumlah pemakai cadar, kata surat kabar itu, yang mengutip laporan intelijen tersebut. Menurut laporan intelijen itu, kebanyakan orang Muslim di Perancis menolak pakaian yang menutup seluruh tubuh dan memandang orang yang memakainya sebagai fundamentalis.

Perdebatan mengenai cadar mengumandangkan kontroversi yang berkobar selama satu dasawarsa di Perancis mengenai perempuan Muslimah yang memakai jilbab di dalam kelas. Akhirnya, peraturan disahkan pada 2004 yang melarang siswi memakai tanda agama yang mencurigakan di sekolah negeri.

Peraturan tersebut tetap kontroversial. Banyak pengkritik mengatakan itu telah menodai umat Muslim ketika negeri tersebut mestinya memerangi diskriminasi dalam lapangan pekerjaan yang telah mengakibatkan pertikaian antara masyarakat setempat dan sebagian pemuda berlatar-belakang pendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com