Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penambahan Pasukan AS Jadi Alasan Pengeboman Kuningan

Kompas.com - 27/07/2009, 17:02 WIB

SAMARINDA, KOMPAS.com — Mantan Ketua Mantiqi III Jamaah Islamiyah Nasir Abas menilai, kelompok Noordin Muhammad Top terlibat dalam ledakan bom di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton, Jumat (17/7) lalu. Teror bom yang menewaskan sembilan orang itu mungkin sebagai penolakan terhadap penambahan pasukan Amerika Serikat di Afganistan yang akan menghambat gerak Al Qaeda dan Taliban yang diidolakan Noordin.

"Aksi di JW Marriott dan Ritz-Carlton itu dilakukan oleh pihak yang sama, yaitu kelompoknya Noordin. Cirinya sama seperti dahulu, yakni sasarannya, modus operandinya, dan korbannya," kata Nasir Abas seusai menjadi narasumber dalam lokakarya antiterorisme di Kantor Gubernur Kalimantan Timur, Kota Samarinda, Senin (27/7).

Lokakarya yang diikuti jajaran Polri, TNI, dan Komunitas Intelijen Daerah itu tertutup bagi kalangan pers. Nasir dan Fauzi, bekas aktivis Jamaah Islamiyah (JI), dihadirkan oleh Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan.

Nasir menyatakan menawarkan diri membantu Indonesia mencari pelaku terorisme. Namun, dia menolak berkomentar saat ditanya apa kompensasi yang diberikan Pemerintah Indonesia kepadanya.  

"Kenapa dilakukan di Indonesia? Ya selalu begitu, sebab menyambut seruannya Osama bin Laden, yang mengajak umat Islam membalas AS dan sekutunya di mana pun berada. Ketika ada di Indonesia ya di Indonesia," kata Nasir yang saat aktif di JI membawahi Kalimantan (Borneo), Sulawesi, dan Filipina Selatan.

Obyek yang diserang oleh pelaku bom, lanjut Nasir, ialah simbol keberadaan AS dan sekutunya. Apalagi JW Marriot pernah dibom pada 2003. Waktu itu, jaringan Al Qaeda mengaku terlibat.  

Kelompok Noordin sengaja menyerang obyek yang dikenal oleh dunia untuk mendapat perhatian dunia. Apalagi MU (Manchester United) akan menginap di Ritz-Carlton tentu itu akan mendapat sorotan dunia. Itu yang diinginkan kelompok Noordin, yakni agar mendapat perhatian dunia sehingga juga didengar Osama bin Laden," kata Nasir yang mengaku direkrut JI pada 1987 di Johor, Malaysia.

Nasir mengatakan, menangkap kelompok Noordin akan sulit sebab Noordin selalu merekrut orang baru dan langsung dilibatkan dalam aksi selanjutnya. Penelusuran siapa saja orang di lingkaran Noordin sulit dilakukan sebab tidak ada catatan pihak-pihak yang pernah terlibat dengan Noordin.

Nasir mengatakan, Noordin adalah salah satu anggotanya pada 1996-1997. Ketika 1997, Nasir dipindah ke Sabah untuk membina wilayah III sehingga kontak dengan Noordin terputus. Nasir menyatakan tiga tahun belajar perang di Akademi Militer Mujahidin di Afganistan dan tiga tahun kemudian mengajar di sana sebagai instruktur perang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com