Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasir Abas : Noordin Top Cari Perhatian Dunia

Kompas.com - 25/07/2009, 19:13 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Ketua Mantiqi III Jamaah Islamiyah (JI) Nasir Abas yang kini membantu kepolisian untuk mengungkap jaringan terorisme, mencurigai Noordin M Top sebagai dalang peledakan bom di dua hotel di Jakarta, 17 Juli lalu.

"Saya curiga, ia (Noordin, red) melakukannya lagi. Artinya, masih ada kelompok jaringan lama yang beroperasi di Indonesia," katanya di sela sidang terbuka promosi doktor mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Abdullah Mahmud Hendropriyono di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Sabtu (25/7).

Menurut dia, ada lima pola yang terus terulang dari berbagai teror bom di Indonesia yang didalangi kelompok dari jaringan Noordin M Top. Target mereka sama, yaitu warga negara barat di Indonesia dengan teknis sama dengan cara pengeboman.

"Mulai dari kejadian Bom Bali pertama dan kedua, pengeboman di Kedutaan Besar Australia di Jakarta, di Hotel JW Marriott pertama dan kedua sama, yakni dengan bom bunuh diri," katanya.

Pengeboman di beberapa tempat itu, menurut Nasir dilakukan jaringan Noordin M Top untuk menarik perhatian dunia, sehingga sasaran pengeboman mereka adalah tempat-tempat yang telah dikenal atau representasi dari dunia internasional.

Ia mencontohkan bom di Bali dilakukan karena Bali merupakan tempat wisata yang terkenal di dunia. Sedangkan beberapa hotel di Jakarta yang dibom, mulai dari JW Marriott dan Ritz-Carlton adalah hotel bertaraf internasional.

"Apalagi ada rencana para pemain Manchester United datang ke Jakarta. Momennya sangat tepat untuk menarik perhatian dunia," katanya.

Faktor terakhir yang turut mendasari peledakan bom khas jaringan kelompok Noordin adanya isu global yang sedang santer dibicarakan dunia internasional, bukan dilakukan karena terkait isu lokal. Menurut dia, kasus bom di Jakarta merupakan reaksi dari jaringan kelompok Noordin terkait penarikan pasukan Amerika Serikat (AS) di Irak, namun menambah jumlah pasukan di Afghanistan untuk memerangi Taliban. 

"Ledakan itu juga sepertinya menjadi jawaban atas pernyataan Presiden AS, Barrack Obama yang menyatakan akan memerangi Taliban," katanya.

Khusus untuk kasus bom di Jakarta, Nasir berharap aparat keamanan yang menyelidiki kasus tersebut tidak hanya terfokus pada gambar yang menayangkan orang terakhir yang mengenakan topi dan jaket hitam serta membawa koper hitam, sebelum terjadi ledakan bom yang selama ini diduga sebagai bom bunuh diri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com