Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manusia Bersisik, RSUD Dinilai Tidak Maksimal

Kompas.com - 30/06/2009, 16:53 WIB

KARAWANG, KOMPAS.com — Meninggalnya Ahmad Yunus (24), penderita penyakit kulit kronis yang dijuluki manusia bersisik, di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Karawang diduga karena pelayanan yang diberikan pihak rumah sakit tidak maksimal.

"Harusnya, pihak RSUD serius menangani penyakit yang diderita Yunus. Apakah karena Yunus berasal dari keluarga miskin, sehingga pihak rumah sakit tidak menanganinya secara serius dan maksimal," kata Ketua LSM Lodaya Karawang, Nace Permana, di Karawang, Selasa (30/6).

Jika pihak rumah sakit serius dan maksimal dalam menangani penyakit yang diderita Yunus, kemungkinan nyawa Yunus bisa tertolong. Yunus sudah tiga kali mendapat perawatan di RSUD tersebut, setelah dua kali sebelumnya dianjurkan untuk rawat jalan.

Salah seorang praktisi hukum di Karawang, Asep Agustian SH, menyarankan agar pihak RSUD, termasuk dokter yang bertugas, tidak membeda-bedakan antara pasien dari keluarga miskin dan pasien yang mampu dalam memberi pelayanan karena hal tersebut bisa memperburuk citra profesi kedokteran.

"Jangan sampai akibat kasus itu, pihak rumah sakit terjerat kasus hukum. Jadi, seharusnya rumah sakit tetap memerhatikan pasiennya, walaupun pasien itu dari keluarga miskin. Jangan sampai pasien yang berasal dari keluarga miskin dikesampingkan atau tidak diperhatikan," katanya.

Dikatakannya, jika pihak RSUD Karawang merasa tidak sanggup menangani Yunus, lebih baik dirujuk ke rumah sakit lain yang dinilai sanggup, seperti Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, atau rumah sakit lainnya yang dinilai sanggup.

Ia juga menyayangkan sikap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karawang, termasuk Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat, yang kurang memerhatikan kondisi penyakit Yunus yang sudah kronis.

"Apalagi, penyakit yang diderita Yunus itu adalah penyakit yang terbilang aneh. Jadi membutuhkan perhatian lebih dari berbagai pihak. Khususnya, perhatian dari pihak rumah sakit yang merawat, Pemkab, dan Dinkes setempat.

Sementara itu, Kabag Humas RSUD Karawang, Rohimin, mengaku, pihaknya sudah maksimal dalam memberikan pelayanan kepada Yunus alias manusia bersisik. Penyakit Yunus juga sudah diperiksa dokter spesialis kulit dan spesialis paru-paru.

"Pihak keluarga bisa saja menyebutkan, dokter yang memeriksa Yunus itu hanya dokter umum, karena tidak ada ciri tertentu antara dokter umum dan dokter spesialis. Yang pasti, dokter spesialis kulit dan spesialis paru sudah memeriksa Yunus, saat masih dalam perawatan," katanya.

Ia juga mengatakan, pihaknya berencana merujuk Yunus ke RSHS Bandung untuk mendapat perawatan lebih lanjut. Namun, rencana itu tidak bisa terlaksana karena pasien yang bersangkutan telanjur meninggal dunia.

Secara medis, meninggalnya Yunus dikarenakan tidak hanya menderita penyakit kulit, tetapi juga menderita tuberkulosis (TBC) dan ditemukan ada cairan pada paru-parunya. Atas hal itu, pihak RSUD menurunkan pula dokter spesialis paru dan spesialis kulit.

Yunus, warga Kampung Cilentah, Desa Curug, Kecamatan Klari, Karawang, merupakan anak pertama dari empat bersaudara, dari pasangan Cicih dan almarhum Asma. Penyakit kulit hingga terlihat bersisik yang diderita Yunus itu sudah berlangsung sejak tujuh bulan terakhir.

Sebelum kulit Yunus bersisik, muncul benjolan-benjolan pada bagian kepala, kemudian merambat ke bagian tubuh lainnya, hingga akhirnya kulitnya seperti mengalami luka bakar. Setelah itu satu persatu kulitnya terkelupas hingga seperti bersisik dari ujung kaki sampai ujung kepala.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com