Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Tips Joko Widodo Menata PKL di Kota Solo

Kompas.com - 18/06/2009, 17:35 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Jika dibina dengan baik, pedagang kaki lima (PKL) dapat berkontribusi besar untuk daerah. Dan untuk membina PKL bukanlah hal yang sulit, semuanya tergantung niat dan implementasi masing-masing pemerintah daerah.

Demikian dikatakan Wali Kota Solo Joko Widodo di Gedung Badan Pemenangan Presiden PDI Perjuangan di Jalan Teuku Cik Ditiro, Jakarta, Kamis (18/6).

"Penataan PKL adalah bentuk ekonomi kerakyatan. Biasanya penanganan yang dilakukan salah oleh pemda. Namun, kami tidak melakukan seperti itu, kami lakukan penataan membuat kawasan dan kantong-kantong PKL. Dengan usaha yang sungguh-sungguh, PKL di Solo bisa ditata bagus dan berkontribusi lebih besar untuk negara," kata dia.

Joko menuturkan, pihaknya memberikan SIUP dan TDP gratis, kemudian melakukan penataan ulang terhadap Monumen Banjarsari yang kerap dijadikan pusat gelar dagangan para PKL.

"Kami melakukan pendekatan dengan pedagang kaki lima selama tujuh bulan sebelum melakukan perubahan. Caranya dengan makan siang dan dialog. Ternyata hal ini berhasil. Pemindahan PKL dari tempat lama tidak perlu memakai buldoser, mereka secara sukarela," paparnya.

Kemudian, lanjut Joko, pemindahan PKL pun dilakukan dengan penuh kehormatan, Prajurit Keraton Solo digunakan, sehingga timbul rasa kebanggaan. "Wajah-wajah keceriaan sangat terlihat dari para pedagang," imbuhnya.

Pasar yang berhasil ditata ulang di antaranya Pasar Klitikan Notoharjo, Pasar Nusukan, Pasar Kembalang, Pasar Sidodadi, Pasar Gading, pusat jajanan malam Langen Bogan, serta pasar malam Ngarsapura.

"Hasilnya, banyak tempat lama kembali menjadi ruang hijau terbuka. Monumen Banjarsari yang tadinya semrawut pun telah menjadi monumen yang bersih dan asri kembali," katanya. 

Tidak hanya itu, Joko mengatakan, Pemkot Solo juga ingin memperjuangkan pasar tradisional guna menjual produk sendiri (lokal), seperti tempe dan ikan. "Mereka kita seragamkan agar tidak kalah dengan pasar modern dan swalayan. Ternyata, bila mereka dibina maka mereka juga bisa berkontribusi bagi negara," tuturnya.

Joko mengaku, sebenarnya proyek pemindahan PKL tidak digratiskan. Pedagang hanya diminta membayar Rp 6.000 per hari. "Enam tahun ke depan, saya sudah hitung investasinya sudah balik. Dan ternyata dari PKL ini memberikan pemasukan kepada pemda justru lebih besar melewati hotel, terminal, dan lainnya," katanya.

Menurut Joko, kiat suksesnya adalah adanya komitmen menganggap hal tersebut mudah dan tidak sulit, serta manajemen anggaran dan ke mana arahnya. "Berapa persen anggarannya lalu tinggal pelaksanaan. Itu bisa dikontrol. Yang penting rubah sistem, hilangkan peluang adanya korupsi," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com