Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TKI Korban Penyiksaan di Penjara Malaysia Meninggal

Kompas.com - 05/06/2009, 15:05 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Tenaga kerja Indonesia (TKI), Ismail (38), meninggal dunia di RSUD Koja, Jakarta Utara, Jumat (5/6) pagi, akibat penyiksaan di penjara Keluang, Johor Baru, Malaysia.

Jenazah Ismail akan dipulangkan ke rumahnya di Kampung Pertanian, Desa Endut Timur, Kecamatan Narmada, Lombok Timur.

Menurut Muktar (38), sepupu Ismail, kerabatnya tersebut dipulangkan dari Malaysia dua minggu lalu. "Ismail dipulangkan dari tahanan dengan kondisi sakit parah," ungkap Muktar saat ditemui di kamar jenazah RSUD Koja.

Ismail bekerja di Negeri Jiran itu sebagai pemetik kelapa sawit. Ayah dua anak itu sudah bekerja di perkebunan sawit selama tujuh bulan. Pengalaman Muktar, yang juga pernah bekerja di Malaysia, warga Indonesia selalu diperlakukan kasar di dalam tahanan. "Saya pernah ditahan tahun 2002 karena tidak punya paspor. Padahal, paspor saya ditahan majikan," ujar Muktar.

Di dalam tahanan, Muktar disiksa dan tidak diberikan pengobatan kalau dalam keadaan sakit. Untuk itu, Muktar berharap adanya perhatian dari Pemerintah Indonesia terhadap TKW dan TKI asal Indonesia. Muktar mengimbau para TKI yang berangkat ke Malaysia agar berhati-hati saat bekerja di Negeri Jiran.

Sementara itu, Lili Pujiati (35), dari Peduli Buruh Migran, yang membantu kepulangan Ismail, mengatakan, semasa hidup, korban mengaku disiksa. "Sebenarnya Ismail kena hukuman empat bulan penjara, namun setelah tiga bulan menjalani hukuman, Ismail sakit dan dipulangkan ke Indonesia," kata Lili.

Seharusnya Ismail dipulangkan dalam keadaan sehat. Ismail ditahan dengan tuduhan tidak memiliki paspor oleh polisi Malaysia. Padahal saat ditangkap, Ismail memiliki paspor dan dalam persidangan dipaksa untuk mengaku tidak memiliki paspor. "Banyak TKI yang ditangkap tidak pernah didampingi kuasa hukum. Seharusnya Kedubes memberikan bantuan hukum kepada TKI yang disidangkan," ujar Lili.

Pemerintah haruslah memerhatikan para pendulang devisa negara. Data Peduli Buruh Migran pada tahun ini sudah ada empat TKI yang meninggal. "Sudah saatnya pemerintah menghentikan pengiriman TKI ke Malaysia, sebelum adanya ratifikasi konvensi PBB tentang perlindungan TKI," katanya.

Para TKI pun harusnya mendapat perhatian dari Kedubes RI yang berada di Malaysia. Peduli Buruh Migran pun, Lili menambahkan, sudah beberapa kali mensomasi Kedubes Malaysia. "Setiap ada perlakuan kasar terhadap TKI yang dipulangkan, selalu dilayangkan surat somasi," demikian Lili.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com