Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mukjizat Itu Pun Tiba di Tengah Lautan

Kompas.com - 01/06/2009, 05:58 WIB

KOMPAS.com — Peristiwa terbakarnya Kapal Motor (KM) Mandiri Nusantara mengingatkan kembali pada tragedi terbakarnya Kapal Motor Levina beberapa tahun lalu. Namun, seluruh penumpang, sebagian besar anak buah kapal, serta kru kapal KM Mandiri Nusantara selamat.

Sebelumnya, Minggu (31/5) pagi sekitar pukul 10.00, seorang lelaki duduk di pojok kantin Administrator Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Tangan kirinya memegang telepon selular, ia berbicara terbata-bata. Raut mukanya tegang dan penuh kecemasan.

Laki-laki tersebut, Fajar Riyanto (37), adalah salah satu rekan kerja para korban KM Mandiri Nusantara di Perairan Masalembo, sekitar 34 mil dari Pulau Karamean, Sumenep, Jawa Timur, Sabtu (30/5) sekitar pukul 15.50. Fajar bingung karena sebagai mandor, ia bertanggung jawab penuh terhadap sembilan rekan kerjanya yang menjadi korban KM Mandiri Nusantara.

Rencananya mereka akan berangkat ke Bontang, Kalimantan Timur, karena mereka mendapat proyek membangun 20 unit ruko. Fajar bersama sembilan rekannya berencana bekerja di Bontang, Kalimantan Timur karena mereka mendapatkan penghasilan lebih layak di tempat tersebut.

Jika di Pulau Jawa sebagai buruh bangunan hanya mendapatkan upah sekitar Rp 40.000 hingga Rp 50.000 per hari, di Kalimantan mereka dijanjikan penghasilan sekitar Rp 60.000 hingga Rp 70.000 per hari. "Kami berangkat Jumat (30/5), dan rencananya saya menyusul ke sana, Minggu (31/5) ini tapi enggak jadi karena ada peristiwa ini," tuturnya.

Menurut Fajar, sejak Sabtu (30/5) kemarin, tak pernah ada kabar dari sembilan rekan kerjanya yang tengah berangkat menumpang KM Mandiri Nusantara ke Balikpapan, Kalimantan. Sebelumnya, salah satu rekannya bernama Saud sempat meminta pulsa senilai Rp 20.000 kepadanya, namun tak pernah ada kabar lagi dari rekannya hingga Minggu (31/5).

Mulai Minggu (31/5) pagi, Fajar mulai gusar dan cemas. Seluruh keluarga dari sembilan rekannya terus menghubunginya dan menanyakan bagaimana keadaan para anggota keluarga mereka yang menjadi korban.

Sekitar pukul 13.15, tiba-tiba Fajar mendapat telepon dari Kuswandi, rekannya yang menjadi korban KM Mandiri Nusantara. Dengan meminjam telepon awak kapal kargo Timur Galaxy, Saud mengabarkan bahwa ia dan delapan rekan kerjanya selamat. Meski masih diliputi kecemasan, hati Fajar mendadak lega mendengar kabar tersebut.

Tak ada kejelasan

Berbeda dengan Fajar, Rokhayah (56), ibu salah satu korban Imam Taufik (29), hingga Minggu (31/5) sore belum menerima kejelasan nasib anaknya. Rokhayah bahkan harus menunggu semalam suntuk di Kantor Administrator Pelabuhan Tanjung Perak untuk mendapat kejelasan nasib putranya.

Susilo (28), anak Rokhayah yang turut mendampingi ibunya, mengatakan, pihak keluarga belum mendapatkan kejelasan nasib adiknya, baik dari pihak Administratur Pelabuhan Tanjung Perak maupun PT Prima Vista, pemilik KM Mandiri Nusantara. "Kami menunggu sehari semalam di sini tetapi tak ada informasi sedikit pun dari pemilik kapal," tuturnya.

Hal serupa juga dikeluhkan Tino (50), ayah dari salah satu penumpang KM Mandiri Nusantara, Fredios (24). Tino sempat berang karena tak mendapatkan informasi apapun ketika bertanya kepada para kru PT Prima Vista.

"Saya cuma mau tanya bagaimana kondisi anak saya, tapi semua karyawan PT Prima Vista justru mengelak. Ini persoalan nyawa, maka saya berhak mendapatkan keterangan," ujarnya geram.

Kekhawatiran keluarga penumpang KM Mandiri Nusantara beralasan. Pasalnya, berdasarkan informasi dari sejumlah penumpang yang bisa dihubungi keluarga, kapal dikabarkan mengalami ledakan dan akhirnya terbakar.

KM Mandiri Nusantara terbakar Sabtu (30/5) sekitar pukul 15.50 di perairan Masalembo, tepatnya 34 mil dari Pulau Karamean, Sumenep, Jawa Timur. Kapal dengan bobot 1.873 DWT tersebut mengangkut 302 penumpang dan 36 anak buah kapal.

Menurut jadwal, kapal yang dinakhodai Kasimin ini membutuhkan waktu dua hari tiga malam untuk berlayar dari Surabaya menuju Balikpapan, Kalimantan Timur. Namun, baru berlayar sekitar sehari semalam, KM Mandiri Nusantara tiba-tiba terbakar.

Muncul keajaiban

Satu jam setelah KM Mandiri Nusantara terbakar, keajaiban muncul dengan datangnya Kapal Kargo Timur Galaxy. Kapal Kargo Timur Galaxy akhirnya berhasil menyelamatkan 345 orang, terdiri dari 287 penumpang, 24 anak buah kapal, dan 34 orang pegawai outsourcing.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut Sunaryo mengatakan, usaha penyelamatan Kapal Kargo Timur Galaxy merupakan prestasi besar. Meski demikian, sebanyak lima ABK hingga saat ini belum ditemukan.

Fajar, Rokhayah, dan Tino bersama ratusan keluarga korban lainnya akhirnya bertemu dengan keluarga mereka. Meski tetes air mata membasahi,  kegembiraan menyelimuti hati mereka dengan datangnya keajaiban di tengah lautan bagi orang-orang yang mereka sayangi.

Belajar dari pengalaman ini, Sunaryo menyatakan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut akan segera mengevaluasi seluruh kapal, baik kapal penumpang, kapal tanker, maupun kargo. Jika ditemukan pelanggaran pada armada kapal apa pun, maka pemerintah akan bertindak tegas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com