Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Punk Bukan Sekadar Preman Jalanan

Kompas.com - 11/05/2009, 20:35 WIB

Komunitas ini mulai membuka diri ke media. Padahal mereka awalnya tidak percaya dengan media karena tidak ada subyektivitas dalam pemberitaan yang melihat punk dari segi fashion saja.

"Kami membuka diri ke media karena juga ingin memperlihatkan inilah wajah komunitas punk yang sebenarnya," lanjut Mujib yang meninggalkan Sumbawa untuk merantau di Jakarta sejak usia 18 tahun.

Bahkan, komunitas Taring Babi di daerah Jagakarsa sering sekali diliput oleh berbagai media di luar negeri, seperti dari Jerman, Irlandia, dan Jepang.

"Tapi ada juga sih yang tidak senang kita membuka diri terhadap media dan kita dianggap pengkhianat, tapi enggak apa-apalah itu hak mereka," lanjut pria yang lahir pada 1972 ini.

Padahal, konsep awal punk menurut Mujib adalah antirasis dan antifasis serta lebih plural terhadap perbedaan.

Berbicara mengenai harapan, Mujib menginginkan komunitas ini bisa lebih berkembang ke masyarakat, terutama semangat pemikirannya tidak hanya menjadi sekadar budaya "fashion" belaka.

Ini juga menjadi harapan dari Andhi yang berharap punk bisa menjadi gerakan sosial baru dan menjadi alternatif gerakan.

"Harapan saya komunitas punk bisa membaur dengan masyarakat dan tidak memandang negatif, tentunya punk juga harus bisa membuktikan dirinya ada dan memberikan kontribusi positif, " lanjut pemuda yang mengenal punk ketika duduk di bangku SMP.

Inilah harapan yang besar dan sesuatu yang masih harus dibuktikan dalam komunitas punk. Banyak sekali hambatan yang mereka hadapi selain resistensi dari masyarakat. Penolakan terhadap perubahan dari kalangan mereka sendiri pun menjadi kesulitan sendiri.

Namun, dengan semangat orang-orang seperti mereka membuat cita-cita dari komunitas ini tidak akan menjadi padam dan akan semakin menyala dengan dukungan berbagai pihak yang menghargai mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com