KUPANG, KOMPAS.com — Sistem pemadaman bergilir yang diterapkan PLN NTT untuk Kota Kupang terasa semakin tidak manusiawi karena selalu disertai dengan "bonus tambahan" pemadaman atas kawasan yang sudah terkena jadwal pemadaman. Bahkan, beberapa pelanggan memberi istilah pemadaman yang mendekati sempurna.
Situasi buruk tersebut nyaris dialami cukup sempurna oleh para pelanggan yang bermukim di kawasan Liliba, Penfui, Baumata, Tarus, serta beberapa wilayah lain di Kupang bagian tengah dan timur. Sementara itu, kawasan yang dihuni oleh sebagian besar para pejabat seperti di daerah Walikota dan Oebobo hanya mendapat pemadaman bergilir sekali dalam sepekan.
"Kami di sini sudah mendapat jatah pemadaman bergilir empat hari sekali, terkadang juga dua hari sekali, selalu saja ada tambahan pemadaman bergilir di tengah malam. Pelayanan model apalagi ini?" kata warga asal Liliba, Doni dan Hans, Minggu.
Hal ini mereka alami pada Minggu dini hari ketika sedang asyik menonton acara sepak bola Serie A Liga Italia. "Lama-lama barang elektronik dalam rumah ini amblas semuanya," kata Doni dan Hans dalam nada kesal.
Para konsumen berharap YLKI NTT melakukan gugatan secara class action kepada PLN Kupang dan meminta KPK menyelidiki manajemen keuangan serta penggunaan bahan bakar oleh perusahaan listrik negara itu.