Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kawat KRL di Tanjungpriok Terpasang Sejak 1925

Kompas.com - 12/04/2009, 14:38 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Umur yang sudah terlalu tua diperkirakan menjadi alasan putusnya kawat listrik tegangan tinggi di Stasiun Tanjung Priok saat uji coba pengoperasian satu rangkaian KRL (kereta rel listrik), Minggu (12/4). Hal tersebut dijelaskan petugas Bagian Pemeliharaan Sarana KRL PT Kereta Api yang terlibat langsung dalam perbaikan kawat tersebut.

Menurut Jeffry, penanggung jawab teknis PT KA, ada banyak faktor pendukung yang menyebabkan terputusnya kawat tersebut. Namun, faktor utamanya karena kawat yang putus itu terpasang sejak tahun 1925. Jalur kawat listrik tersebut terakhir kali digunakan tahun 1997. "Jadi sudah lama sekali walaupun secara teknis kondisinya masih layak pakai," kata Jeffry.

Selain itu, faktor kereta juga turut memengaruhi putusnya kawat. Menurut dia, kereta yang merupakan hibah dari Jepang ini bekerja dengan arus yang besar. Ada motor di setiap 8 gerbongnya. "Mungkin terjadi koneksi yang tidak bagus antara kawat troli dan pantograph KRL. Hal tersebut didukung dengan arus besar dari kereta itu," ungkap Jeffry.

Kawat listrik tegangan tinggi putus saat KRL keluar dari stasiun pukul 09.40. Proses penyambungan kawat selesai pukul 11.45 sehingga kawat aliran atas sudah aman untuk dilewati KRL. "Sebelum terjadi kecelakaan itu, kereta berjalan lancar dari Bekasi sampai ke Tanjung Priok. Kini kereta tersebut dikembalikan ke Depo Manggarai," kata Kepala Stasiun Tanjungpriok Muhammad Basyir.

Menurut rencana, Stasiun Tanjung Priok akan direnovasi besar-besaran oleh Departemen Perhubungan dan diaktifkan kembali. Menhub Jusman Safeii Djamal direncanakan akan menginspeksi stasiun tersebut, Rabu (15/4) mendatang. Sementara pengoperasian kembali Stasiun Tanjung Priok pada 22 April.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com