Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Aviastar Diteliti

Kompas.com - 11/04/2009, 05:48 WIB

MAKASSAR, KOMPAS.com - Tim investigator dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi bersama jajaran Departemen Perhubungan, Jumat (10/4), masih meneliti kepingan pesawat Aviastar di kawasan Pegunungan Tengah, Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua.

Ketua tim investigator dari KNKT Kapten Chaerudin yang dihubungi dari Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat petang, mengatakan, contoh kepingan pesawat berikut kotak hitam harus dibawa ke Jakarta untuk diteliti lebih lanjut.

”Masih terlalu dini untuk mengatakan penyebab jatuhnya pesawat. Data yang dihimpun dari lokasi harus disinkronkan dengan data rekaman pembicaraan antara pilot dan petugas di Bandar Udara Wamena,” katanya.

Direktur Utama PT Aviastar Mandiri Bayu Sutanto menolak memberikan gambaran kejadian kecelakaan pesawat. ”Biarlah diselidiki oleh tim investigasi dari KNKT,” ujar Bayu.

Jumat sore, tim KNKT turun dari lokasi kecelakaan, Gunung Pike di Pegunungan Tengah, menuju Wamena. Juru bicara KNKT, JA Barata, mengatakan, berdasarkan rencana, investigasi akan berlangsung hingga Minggu besok.

Pesawat yang naas itu berangkat dari Bandar Udara Sentani, Jayapura, Papua, Kamis pukul 07.00. Pesawat dijadwalkan mendarat di Bandara Wamena, pukul 07.30. Namun, pukul 07.20, saat di atas Pegunungan Tengah, pesawat jatuh. Semua enam awaknya tewas.

Mereka adalah pilot Sigit Triwahyono, kopilot M Lukman Yusuf, awak kabin Nimaturrahman, Asmarani, dan Ida Handayani, serta teknisi Rahmad Nispudin. Jenazah Nimaturrahman, Kamis sore, langsung dimakamkan di Wamena atas permintaan keluarga. Adapun lima jenazah lain Jumat siang tiba di Jakarta.

Terserak

Chaerudin memaparkan, kepingan pesawat buatan Inggris itu terserak dalam radius 1 kilometer di kaki Gunung Pike. Sebelum jatuh dan hancur, pesawat lebih dulu menabrak puncak gunung setinggi 350 meter.

Menurut Chaerudin, kecelakaan terjadi saat pesawat bersiap mendarat di Bandara Wamena. Jarak dari bandara ke gunung yang tertabrak sekitar 7-10 km.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com