Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mau "Nyontreng", Salmah Tewas

Kompas.com - 09/04/2009, 17:23 WIB

MATARAM, KOMPAS.com — Salmah (55 tahun), warga Lingkungan Karang Kemong, Kelurahan Cakra Barat, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, tewas ketika hendak mencontreng di bilik suara, Kamis (9/4). Menurut dr Santi, dokter piket di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Mataram, Salmah, terkena serangan jantung.

Warga di Karang Kemong itu mulai antre di tempat pemungutan suara (TPS) sekitar pukul 08.00. Salmah yang tercatat sebagai pemilih di TPS 6 mendapat giliran sekitar pukul 10.00. Setelah mendapat surat suara, Salmah menuju bilik untuk mencontreng dan  membuka surat suara itu, meski sekitar satu menit kemudian Salmah terjatuh.

Pemilih lain terkejut, dan segera membantu Salmah yang saat itu keluar busa dari mulutnya. Warga pun segera melarikan Salmah ke RSU Mataram. Aktivitas pencontrengan sempat terhenti beberapa saat. Hasil analisis dr Santi menyebutkan, Salmah tewas di tempat atau dalam perjalanan, dan diduga kuat mengalami serangan jantung, terindikasi dari tekanan darahnya 210, atau di atas normal rata 130. Korban akan dimakamkan, Jumat (10/4) di kampungnya.

Sementara itu, pantauan Wagub NTB Badrul Munir pada 10 TPS di Kota Mataram, hanya partai besar seperti Golkar, PKS, PPP, PDI-P, PAN termasuk Gerindra dan Hanura selaku ‘pendatang baru’, yang memiliki saksi di TPS, sedang partai ‘gurem’ tidak diperkuat saksi-saksi di TPS.

Tidak sedikit warga yang tidak bisa melaksanakan hak pilihnya karena namanya tidak tercatat dalam daftar pemilih tetap (DPT), seperti di Lingkungan Bendega, Kelurahan Sekarbela, Kota Mataram.

Menurut Kepala Lingkungan Bendega, Jus’an, warganya tercatat dalam DPT 857 orang di TPS 8 dan 9. Padahal, yang memiliki hak pilih tercatat lebih dari 1.000 orang. “Saya ndak tahu kenapa ndak bisa mencontreng…,” ujar Alkah (43 tahun), sinis yang saat itu sedang mendapat order untuk mengecat rumah seorang warga.

Hal yang sama dikatakan Kusmayadi, warga Desa Jontlak, Lombok Tengah. Karena kesibukan bekerja, Kusmayadi lebih banyak di Mataram, dan baru pulang kampung hari Sabtu dan Minggu. “Mungkin karena jarang kelihatan di kampung, sehingga saya tidak tercatat sebagai pemilih,” ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com