Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melek Huruf Bukan Jaminan Sukses Mencentang Saat Pemilu

Kompas.com - 25/02/2009, 19:52 WIB

YOGYAKARTA, RABU - Meski kondisi warga melek huruf di Kota Yogyakarta lebih baik dibanding daerah lain hal itu bukan jaminan mereka mampu memberikan suara secara benar. Hingga kini masih ada sebagian pemilih yang belum paham tentang sistem dan tata cara pemilu yang tinggal 40-an hari lagi.

Memanfaatkan waktu yang tersisa itulah, sosialisasi dan pendidikan pemilih menjadi salah satu fokus utama dan benar-benar harus diperhatikan oleh Komisi Pemilihan Umum Kota Yogyakarta, selain manajemen logistik terutama surat suara yang rencananya mulai disortir dan dilipat 8 Maret.

Walaupun pemilu nanti penuh kerumitan, kami ingin kualitas pelaksanaan pemilu di Yogyakarta lebih baik dibanding daerah lain, baik itu dari sisi prosedur maupun substansi, ujar Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Nasrullah, Rabu (25/2).

Menurut Nasrullah bukan hanya masyarakat yang belum paham mengenai cara dan prosedur pemilu, tetapi juga anggota partai politik (parpol). Masih ada anggota parpol yang simpang siur dalam memahami aturan pemilu yang terus berubah.

Ia menyontohkan masih ada parpol yang memiliki pandangan keliru, yakni menganggap bahwa mereka masih bisa memberikan suaranya kepada calon legislatif yang memeroleh suara sedikit. J adi, jangankan masyarakat, kami masih banyak menemukan peserta pemilu yang masih simpang siur pemahamannya tentang si stem yang sudah berubah. "Jadi masyarakat dan peserta pemilu harus dijadikan sasaran sosialisasi," tuturnya.

Ketua Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih Humas dan Data Informasi KPU Kota Yogyakarta Titok Haryanto mengatakan ketidaktauan masyarakat dikawatirkan berpotensi menambah angka golput. Berdasar pengalaman pemilihan presiden 2004 baik putaran I, II, maupun pemilihan kepala daerah, rata-rata ada 20-30 persen pemilih di Kota Yogyakarta yang tidak menggunakan haknya.

"Melihat pengalaman pemilu lalu dan prediksi jejak pendapat salah satu media, mungkin 70-80 persen pemilih di Kota Yogyakarta yang nantinya menggunakan hak," kata Titok.

208 tenaga

Sementara itu, Ketua Divisi Perencanaan Program Keuangan dan Logistik Pemilu KPU Kota Yogyakarta Sunaji mengatakan diperlukan 280 orang tenaga kerja untuk menyortir dan melipat kertas suara yang berjumlah 1,3 juta lembar. Mereka akan bekerja selama 20 hari (8-28 Maret) dengan masa kerja 8 jam perhari.  

Kami akan merekrut tenaga kerja dengan cara melibatkan teman-teman Panitia Pemilihan K ecamatan (PPK) dan Panitia Pemungutan Suara (PPS). "Jadi PPK dan PPS itu diminta bantuan untuk merekrut 20 tenaga kerja per kecamatan. Di Yogyakarta ada 14 kecamatan," katanya.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com