Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bocah Dukun Itu Sembuhkan "Setrup" Saya

Kompas.com - 08/02/2009, 04:16 WIB

JOMBANG, RABU - Ponari (10) dukun cilik asal Dusun Kedungsari, Desa Balongsari, Kecamatan Megaluh, tak bisa dibantah mampu menyedot ribuan masyarakat untuk berobat. Sebagian pasien meyakini dirinya sembuh, tapi pakar mengatakan itu hanya sugesti.

 H Rosyid, warga Desa Tenggur, Kecamatan Rejotangan, Kabupaten Tulungagung,  tampak sumringah, sembari terseok-seok berjalan dari lokasi rumah Ponari ke tempat mobil kerabatnya diparkir, Rabu (4/2) lalu.
    
Di hari terakhir sebelum pengobatan diliburkan selama empat hari itu, sembari dituntun dua kerabat, laki-laki usia 67 tahun itu mengaku mendapat kemajuan pesat dengan kesembuhan penyakitnya setelah minum air putih yang dicelup batu ajaib milik Ponari.
    
Rosyid yang mengaku lumpuh kedua kakinya akibat stroke selama sekitar 10 tahun, saat datang ke tempat Ponari harus digendong kerabatnya dari mobil, hingga lokasi pengobatan. "Tapi setelah minum air dari dukun cilik itu saya sudah bisa berjalan, meski masih harus dituntun,” kata Rosyid, tersenyum lebar.
    
Kendati belum sembuh total, Rosyid mengaku masih akan melihat perkembangan penyakitnya dulu sebelum memutuskan untuk kembali lagi ke tempat praktik Ponari. "Sisa airnya masih ada. Saya berharap setelah sisa air saya minum dan untuk membasuh kaki, penyakit 'strup' (maksudnya stroke, Red) saya bisa betul-betul sembuh,” terang Rosyid.
    
'Kesaktian' Ponari juga diakui manfaatnya oleh Djamil, tetangga Ponari. Pensiunan guru agama SD ini mengaku, anaknya, Luluk Jamilah, 35, yang sudah sekitar 10 tahun mengalami gangguan jiwa, sudah mulai sembuh setelah berobat ke Ponari, akhir Januari lalu.
    
Djamil berkisah, sebelum diobati Ponari, depresi yang diderita Luluk sudah pada tingkat parah. Anak perempuannya itu sudah tidak mau tidur di rumah, melainkan di belakang rumah. Itu sebabnya, Luluk dibuatkan gubuk kecil di belakang rumah Djamil.
    
Luluk pun diantar ke rumah Ponari, dan diberi minum air putih setelah sebelumnya direndam batu ajaib di dalamnya. Keesokan harinya Luluk bisa berkomunikasi, bahkan mengajak Djamil, jalan-jalan di lorong-lorong desa.
    
"Banyak warga sini yang menyalami, karena sudah sudah agak sembuh. Saat itu, dia sempat bertanya, mengapa di sini banyak orang, seperti pasar saja," kata Djamil.
    
Luluk juga sudah mau tinggal di rumah. "Kesembuhan baru mencapai sekitar 50 persen," kata Djamil. Itu sebabnya, Djamil masih memintakan air kepada Ponari untuk diminum Luluk.
    
Namun bagi Dra Denok Wigati Msi, psikolog dari Universitas Darul Ulum (Undar) Jombang cerita tentang ‘kesaktian’ Ponari itu hanyalah karena sugesti dari pasiennya.

Menurut alumnus Fakultas Psilogi Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogjakarta ini, begitu muncul kabar tentang “kelebihan“ Ponari, banyak masyarakat percaya. Meski cara pengobatan dengan air yang dicelup batu itu nampak tak lazim, mereka tidak memermasalahkan.

Apalagi, beberapa orang yang berobat dan mengaku sembuh. Sehingga muncul sugesti dalam diri mereka masing-masing. “Sugesti adalah perasaan atau pendapat yang benar-benar tanpa kritik. Dalam diri orang yang tersugesti, baik penalaran, rasio, dan logika sudah tidak berlaku lagi," tegasnya.
    
Denok beranggapan, orang yang datang ke tempat Ponari sudah tersugesti. Dalam perasaan mereka sudah tertanam kuat, mereka akan sembuh setelah meminum air yang sudah dicelup batu milik Ponari.    
    
“Jadi mereka memang merasa sudah sembuh dari sakitnya, tapi boleh jadi dalam pandangan orang lain tetap saja terlihat sakit,” kata Pembantu Dekan I Fakultas Psikologi Undar ini.

Tapi bisa juga karena sugestinya sudah demikian kuat, menimbulkan sebuah hipnosis. Seperti umum diketahui, hipnosis bisa membuat orang melakukan hal-hal di luar kendali dirinya. Padahal, hipnosis hanyalah "memainkan" perasaan seseorang.  Menurut Denok, hal semacam inilah yang terjadi pada diri orang-orang yang merasa sembuh setelah meminum air Ponari.

Hal senada diutarakan dr Ivan Rovian. Alumnus Fakultas Kedokteran Unair dan kini menjadi Kepala Unit Transfusi Darah PMI Jombang menyatakan, sugesti memang ikut berpengaruh terhadap kesembuhan seseorang.

“Dalam kesembuhan seseorang, sugesti memang berpengaruh. Tapi, sangat sulit untuk menumbuhkan sugesti tersebut," ungkap Ivan.(sutono)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com