Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Tewas Antre Terapi "Kepala Belut"

Kompas.com - 02/02/2009, 07:53 WIB

JOMBANG, MINGGU — Dalam seminggu terakhir ratusan bahkan ribuan orang berbondong-bondong mendatangi rumah dukun cilik, Muhammad Ponari (10), di Dusun Kedungsari, Desa Balongsari, Kecamatan Megaluh, Jombang. Namun, antrean mengharap kesaktian dukun tiban itu justru merenggut dua nyawa.

Dua korban yang meninggal itu adalah Rumiadi (58), warga Desa Sumberjo, Kecamatan Purwoasri, Kediri, dan Nurul Niftadi (42), warga Dusun Kedung Timongo, Desa/Kecamatan Megaluh, Jombang. Keduanya meninggal di tempat praktik dukun cilik tersebut, masing-masing Sabtu (31/1) sore dan Minggu pagi.

Rumiadi meninggal saat antre menunggu giliran berobat, sedangkan Nurul Niftadi mengembuskan napas terakhirnya ketika baru saja meninggalkan ruang praktik si dukun cilik. Korban meninggal tak jauh dari rumah sang dukun yang masih kelas III SD itu.

Rumiadi yang rambutnya sudah memutih ini datang ke rumah Dukun Ponari, Sabtu sekitar pukul 10.00. Karena pasien membeludak, Rumiadi harus antre berjam-jam.

Mungkin karena antre terlalu lama, sekitar pukul 14.00 tiba-tiba tubuh Rumiadi jatuh tak sadarkan diri. Beberapa pengunjung mencoba memberi pertolongan, tetapi nyawa Rumiadi tak terselamatkan.

Sementara itu, peristiwa yang menimpa Nurul Niftadi terjadi pada Minggu sekitar pukul 09.00. Korban diantar beberapa keluarganya hendak mengobatkan penyakit darah tinggi dan depresinya ke dukun cilik itu.

Setelah antre cukup lama, korban kemudian mulai menjalani pengobatan dan terapi sang dukun. Saat itu korban diberi sebotol kecil berisi air putih hasil rendaman batu sakti milik sang dukun yang berbentuk seperti kepala belut.

Setelah menerima air tersebut, Nurul mulai beranjak untuk pulang. Namun, baru melangkahkan kaki beberapa meter dari rumah si dukun cilik, mendadak Nurul jatuh terkulai. Para pengunjung yang saat itu mencapai ratusan orang sebagian berusaha menolong Nurul. Namun, belum sempat diberi pertolongan, Nurul sudah mengembuskan napas terakhirnya.

“Enggak tahu, tiba-tiba tubuhnya lemas lalu jatuh. Padahal, dia belum meminum air pemberian dukun itu,” kata seorang pengunjung yang sempat ikut menolong Nurul. Selanjutnya, kejadian tersebut dilaporkan ke Polsek Megaluh, sementara jasad Nurul saat itu langsung dilarikan ke RSUD Jombang untuk diotopsi.

Kapolsek Megaluh AKP Sutikno membenarkan peristiwa meninggalnya dua pasien dukun cilik itu. Pihaknya menduga, Rumiadi terjatuh karena penyakit epilepsinya kambuh, sedangkan Nurul Niftadi, kata Sutikno, berdasarkan keterangan keluarganya, korban menderita penyakit darah tinggi cukup lama. Keluarganya juga mengatakan bahwa air pemberian dukun belum sempat diminum oleh Nurul.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com