Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nurul Tewas Seusai Berobat ke Bocah 8 Tahun

Kompas.com - 01/02/2009, 20:58 WIB

 

 

JOMBANG, MINGGU- Praktik pengobatan tradisional yang dilakukan oleh seorang bocah, M Ponari (8) di Dusun Kedongsari, Desa Balongsari, Kecamatan Megaluh, Jombang, sudah sangat dikenal masyarakat sekitar Jatim. Setiap hari ribuan orang datang ke tempat praktik itu untuk berbagai macam keperluan.

Untuk bisa diobati, para calon pasien dan keluarganya harus antre panjang, sehingga tak jarang ada pasien pingsan.

Hari Minggu (1/2) siang tadi, seorang pasien yang baru saja berobat meninggal dalam perjalanan pulang. Sehari sebelumnya, seorang calon pasien juga meninggal sebelum sempat diobati.  Dua peristiwa itu membuat polisi kemudian menutup tempat praktik Ponari.

Korban tewas terakhir adalah Nurul Miftadi (44), asal Dusun Kedung Timongo, Desa Megaluh, Kecamatan Megaluh. Dia meninggal, Minggu (1/2) setelah berobat, sedangkan Rumiyadi (58) asal Desa Sumberejo, Kecamatan Purwoasri, Kediri tewas pada Sabtu (31/1) sebelum menjalani pengobatan.

Sejumlah calon pasien yang menyemut di sekitar kediaman M Ponari (8) yang jadi juru sembuh tradisional menuturkan kemungkinan besar korban tewas karena tak sanggup mengikuti antrean panjang.  

"Saya saja sempat pingsan saat antre kemarin," ujar Sriyati (57). Ia adalah salah seorang calon pasien asal Jombang yang sudah dua hari mengantre dan belum bisa berobat di tempat itu.

Kepala Unit Reserse Kriminal Kepolisian Sektor Megaluh Aiptu Darmono menjelaskan, tempat praktik pengobatan tradisional yang dikunjungi ribuan orang setiap harinya itu akhirnya ditutup polisi mulai Minggu (1/2).  "Ini untuk menghindari hal-hal seperti itu (tewas) terulang lagi," katanya.

Namun, Darmono menyebutkan penyebab tewasnya kedua pasien itu bukan karena berdesakan. Ia menyebutkan, Nurul Miftadi tewas setelah menjalani pengobatan saat tengah dibawa pulang oleh saudara kandungnya. Adapun Rumiyadi yang tewas sehari sebelumnya disebabkan serangan epilepsi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com